Selasa, 24 Mei 2011

KISAH HARIAN STUDENT WORK CAMP(SWC) IX, HMI BADKO ACEH

t
STUDENT WORK CAMP IX
By: Rahmayanti al-Husein S
                Sedikit background kenapa aku harus mengikuti SWC ini…
Aku adalah kader HmI, aku berhak mengikutinya, dan menurutku wajib. Aku sudah mencita-citakannya sejak aku mulai mengenal apa itu Student Work Camp, kemanapun target SWC diadakan. Sejak pelantikan BADKO HmI Aceh periode ini, aku sudah meniatkan bahwa aku harus pergi, hingga ketika aku berada diluar jangkauan aktifitas HmI – penelitian skripsiku – selama satu semester lebih di hutan Leuser Ketambe-Aceh Tenggara, aku masih terus saja mencari informasi mengenai kapan dan dimana SWC akan dilaksanakan melalui beberapa sumber.
11 Maret 2011
Pukul 17.00 waktu Nanggroe Aceh Darussalam, kami berangkat meninggalkan Banda Aceh menuju pulau simeulue. Kami adalah tim relawan yang di berangkatkan dalam rangka pengabdian selama beberapa waktu di pulau itu. Cuaca kota Banda Aceh sore itu hujan, tim relawan berkumpul di kantor Cabang HmI Banda Aceh yang di datangkan dari berbagai Cabang HmI di sepanjang pantai Timur dan beberapa relawan sudah menunggu di titik-titik di kabupaten sepanjang pantai Barat-Selatan, kami akan menyususri jalan sepanjang pantai Barat, yang kondisinya masih sangat memprihatinkan, hujan beberapa jam saja akan menimbulkan longsor dan banjir. Konon lagi hujan sepanjang hari. Ternyata hujan di sepanjang jalan pantai Barat itu sudah setengah hari. Dan benar saja, air menggenangi beberapa badan jalan di Aceh Jaya …oughrrr… seperti berjalan di sungai saja bus kami.
Hampir saja kami mundur kembali ke Banda Aceh, karna kabarnya banjir di sepanjang lamno dan sekitarnya setinggi 2 meter, supir dan kondektur terlihat sekali ingin membatalkan perjalanan kami. Mereka tidak mau ambil resiko, jelas saja kalau busnya macet mereka berdua yang perbaiki dari kantong sendiri, perusahaan tak mau tau, itu kata mereka. Apalagi saat menghadang banjir pertama, supir sangat berat ate melanjutkan perjalanan, ditambah dengan pemandangan sebuah mobil double cabin yang terbalik di pinggir jalan banjir tersebut. ahh…makin lemah saja nyali kawan ini. Tapi, tak masalah, beberapa teman turun menemani abang kondektur untuk memeriksa kedalaman air, hingga di batas banjir teman-teman berhenti. uahaaa…pemandangan yang sangat dimaklumi di lingkungan HmI, seperti kontraktor saja gaya teman-teman, tanpa terkena air mereka saling menjadi konseptor. No action talk only, aku tertawa geli melihat tingkah mereka yang saling berargument dari dalam mobil.
***
12 Maret 2011
Pukul 09.00 kami tiba di labuhan haji Aceh Selatan, kami harus menunggu jam 9 malam untuk menyebrang ke pulau simeulue. Selama lebih kurang 8 jam kami diatas lautan. Seharian menunggu malam, boleh juga foto narsis dengan teman-teman…
Aghh…sungguh aku sangat lelah, tapi kenapa bumi ini bergoncang ya??? Malam itu seperti di negeri antah berantah…tak ada sebatang pohon pun yang bisa ku tangkap, ternyata aku di tengah samudra., terlalu kuat goncangan di lantai atas kapal ini. Teman-teman yang belum begitu ku kenal masih asyik dengan gitarnya tarik suara menghibur penumpang dilantai atas. Sebentar lagi suhunya akan lebih dingin. Aku ngantuk, aku harus tidur di kursi di lantai dua. Harapanku aku bisa tidur lelap, tak leluasa ternyata. Lampu dan komandan dikorsi samping mengganggu konsentrasi untuk terbang kealam mimpi. Tapi rasa ngantuk ini suungguh tak mau minggat, aku sudah semalaman gak tidur, kututup wajahku dengan handuk komandan, beberapa menit aku sudah didaratan lagi yang backgroundnya aku tak tau. Aku berlari di jalanan menyusuri beberapa Cabang jalan, aku mau kabur dari rumah entah mau kemana. Tiba-tiba di belokan aku dikejutkan oleh cahaya lampu yang sangaaat menyilaukanku…. Upss lampu kapal diatas kepalaku ini sangat menganggu tidurku, aku kembali menarik handuk penutup muka berharap melanjutkan cerita kaburku. Aghhrrrr… (tak bisa) aku tersiksaaaa gak bisa tidur… aku mau tidur lageeeeee… matikan saja lampu ini!!!!!!! Aku mau tidur… masih pukul 4 pagi, masih ada waktu untuk tidur barang 2 jam lagi. Aku mencoba membuat posisi senyaman mungkin untuk bisa memanfaatkan waktu 2 jam itu. Tapi lagi-lagi aku tidak leluasa tidur disamping cowok, aku harus bisa istirahat. Sungguh teman-temanku sudah pada tewas semua
***
13 Maret 2011

Aku lupa pukul berapa kami tiba di dermaga Sinabang, yang pasti pagi itu masih sempat foto narsis di atas kapal bersama teman-teman. Teluknya sangat dalam juga, hampir 30 menit kami belum mendarat, ternyata pulau-pulau disini sangat banyak dan indah. Benarkah aku sudah tiba di Simeulue??? Ini bukan mimpi kabur lagi rahma!!! It’s real place, you are in Simeulue island now.
Bismillahirrahmanirrahim kakiku menginjak tanah baru…
Dishub komintel sudah menyambut kami dengan 2 mini busnya untuk kami ke tempat tujuan, tapi sebelumnya kami bertatap muka dulu dengan Bapak Bupati simeulue Bapak Darmili di kediamannya dan sarapan pagi bersama. Setelah selesai sarapan, kami pamit untuk melanjutkan perjalanan..
Berapa lama lagi bang perjalanan kita? Tanyaku pada bang Sandy, kira-kira 4 jam lagi…tuiiinggg.,(<a href=”mailto:*&7*&E#@.:*&7*&E#@.:<… ternyata perjalanan ke kabupaten yang berhadapan dengan Aceh Selatan ini menghabiskan waktu dua kali aku pulang kampung dari banda Aceh. Aku harus duduk di depan, looking around during my journey. Tapi si pendi, sudah menempati posisiku duluan, aku gi mera. Pindah pen!!! Klo tidak tak ku senyumi dirimu… dengan berat ate si pendi pindah ke belakang, kacian de.
Panas sungguh negeri Simeulue ini, kulepas jaket masih juga panas, apa dampak belum mandi seharian??? Warning! Jangan mendekat jika mau selamat. Sebab bau badan sendiri tak sanggup cium.
Sepanjang perjalanan kami ada Guide, maronda Siddiq putra Simeulue. Dialah yang selalu berceloteh memperkenalkan semua objek selama perjalanan, semangat luar biasa pak maronda. Aku menyimpulkan satu objek buah pantai yang kami namai buah siap tewas, kenapa?? Aku sulit menyebutkan namanya, jadi ketika Ayu (Cabang takengon) bertanya balik ke maronda buah itu bisa dimakan atau tidak, maronda bilang bisa. Tapi siap-siap untuk tewas. Mmm…boleh juga buah ini untuk diteliti, apa kandungan racunnya, mana tau bisa dibalik fungsikan, ujarku dalam hati.
Kami ingat pesan bapak bupati Simeulue ketika beliau kasih wejangan saat sarapan tadi pagi, katanya jembatan di X sana adalah buah perjuangannya selama memerintah Simeulue. Dan mulailah aku dan ayu menghitung jembatan dari kota sinabang ke TKP. Tak luput satu pun jembatan kami hitung hingga sub jembatan. Mulai yang besar, rusak, hingga jembatan kecil yang kami namai sub jembatan. Jumlah jembatan besar yang kami hitung adalah 92 jembatan dan ±27 sub jembatan. AMANAH.
Aku ngantuk, tapi tak kuasa tidur. Kenapa? Karna mengemban amanah menghitung jembatan? sepertinya pak darmili gak suruh hitung jembatan dech. Owh, rupanya beginilah tabiatku, dimana bumi dipijak untuk pertama sekali, disitu rasa penasarnanku menggebu-gebu untuk looking around. Dan jalannya sangat mulus, tanpa halangan rintangan dan sepi, tak ada kendaraan lain yang berselisihan dengan mobil kami. Jarang. Hanya kotoran kerbau sepanjang jalan yang lupa kami hitung dan kami anggap bukan rintangan. Tapi..auchh…sebuah mobil gila (mungkin bukan mobilnya yg gila, melainkan sopirnya) melaju cepat memotong kami, dan tiba-tiba kotoran kerbau yang tergilas olehnya itu disemprotkan ke mobil kami, untuuuung saja mobil ini punya kaca depan, sempat enggak, muka kami yang jadi sasaran percikan kotoran kerbau itu. Mobil sialan, asal jalan. Kotor juga spion dan kaca mobil kami. Sudahlah, ikhlaskan saja, mungkin baru blajar ngebut tu orang, atau tidak lulus audisi race. Kita cuci saja kaca mobil nanti di depan, ada air genangan, kata bapak sopir. Ok, lanjut.
Sepanjang jalan tak ada habisnya cerita dan berargument masing-masing kepala dalam mobil itu. Hingga tibalah kami di penghujung jalan mulus, di awal jalan berbatu. Ah, aku fikir ini hanya sesaat saja. Dan rahma, inilah kenyataan negerimu Indonesia, sudah 65 tahun merdeka, aspal belum berkunjung ke Alafan ini, kecamatan di penghujung Barat pulau Simeulue. Apa karna tidak ada kendaraan yang mengangkutnya??? Atau karna tak ada yang berkenan memperkenalkannya dengan negri Alafan? Wallahu’alam bissawwab.
Berapa lama lagi kita sampai di TKP pak maronda? Kataku dan beberapa teman ikut nimbrung nanya. Setelah habis gunung inilah, jawab maronda. Naik gunung, turun gunung, dengan jalan berbatu dan berlubang, dalam juga. Ei, ada juga rupanya kehidupan disini? Ternyata hutan lagi, kapan sampenya? Tenang, hutan ini yang terakhir, maronda berujar. Ini hutan dan gunung yang terakhir keberapa dik??? Terakhir ke-20??
Assabaru minal iman, mudah nian mengucapkan kata ini. Pemaknaan sabar yang pasif, karna inilah orang-orang jadi MALAS. Lalu apa hubungannya dengan tulisan ini??? Salah satu adalah kesabaran dalam menempuh perjalanan yang berbatu. Salah duanya adalah SABAR dalam menjalani SWC dengan beban pertanyaan yang menumpuk di benak masing-masing. Dan salah selanjutnya, pikirkanlah masing-masing!!!
Maka, pada pukul 13.00 kami tiba di desa langi, Kecamatan Alafan. Tepat di rumah bapak kepala desa Langi. Aku terkapar, hawa panas pulau ini membuat kepalaku terasa berat. Intruksi komandan semuanya kumpul, breafing penentuan koordinator program dan pembagian tempat tinggal. Ah, mengganggu saja ne komandan. Gak enak juga berbaring diantara kerumunan orang yang duduk, gak sopan.
Dan saat nya menuju tempat peristirahatan masing-masing. Aku belum kenal banyak teman-teman tim Relawan, terakhir aku baru tau kami yang bertempat tinggal dirumah pak sekdes, pak Umar adalah aku, icut (Cabang jantho), bob (Cabang Tapaktuan), karmawan (Cabang Takengon), azhar (Cabang Tapaktuan) dan muhklis (Cabang Banda Aceh). Yang 3 diantara mereka adalah tim konseptor program TPA. Tak begitu sulit pikirku untuk mengajak mereka ngumpul sesaat membicarakan apa yang harus kami lakukan. Lagian di Teluk (dusun kami tinggal) ada beberapa konseptor TPA lainnya yang jadi tetangga kami. Makin mantap saja program ini jalan, mudah akses fikirku.
Tibalah saatnya first dinner in Alafan, dirumah bapak umar. Sederhana, nasi putih plus ikan goreng tanpa lado. Never mind. Inilah saatnya merasakan kebersamaan dengan rakyat…cie cie…seperti pejabat pemerintahan saja. Habis shalat ‘isya, istirahat mengumpulkan energi untuk besok.
***
14 Maret 2011
PEMBUKAAN
    Jika kemarin aku mengenal dua kategori cinta, yaitu cinta ilahiyah dan cinta hewani. Hari ini sub-nya aku dapatkan satu, tapi itu entah digolongkan kecinta yang mana. Hari ini aku baru menyadari ada cinta kepada manusia (saudara) yang bukan untuk dimiliki. Aku belum bisa untuk mengartikannya bagaimana. Aku menatap wajah penuh damai di paras seniorku. Kata-katanya yang mengandung secret, ada satu hal yang ditahan dalam benaknya entah itu rasa bangga dan rasa harap yang ia tidak sanggup ungkapkan, entah itu rasa ingin mengadu, “dengan cinta kami mengabdi”, sungguh mengharukan. Tanpa sadar aku menjatuhkan air mata, betapa seniorku ini membuat hatiku luluh. Ada beberapa pelajaran berharga yang kudapat hari ini. Salah satunya adalah husnuzon.
Pak M.Yunan T.
Pembangunan pertama yang dilakukan adalah pembangunan mulai dari desa, itu janji bapak wakil bupati Simeulue priode ini. Wallahu’alam ini campaign atau bukan, karena beliau juga mau mencalonkan diri sebagai pimpinan di pulau ini di periode berikutnya. 63 tahun, adalah angka yang besar dan tua. Namun semangat bapak ini luar biasa, semangat 45. Dalam sambutannya, beliau berujar bahwa beliau ingin menghabiskan sisa hidupnya mengabdi di tanah Simeulue ini.
***
15 maret 2011
    Tak ada agenda hari ini, setelah perumusan program TPA semalam teman-teman memutuskan untuk gotong royong di SMPN I alafan dan mesjid. Pukul 12 siang selesai di lokasi 1, kami harus pindah kemesjid dan beberapa teman dari TPA harus mengajar di TPA pukul 14.30. keasyikan dengan terik hari ini di SMPN I sambil bermain bola volley, aku ikut bermain satu-satunya pemain cantik di lapangan itu… (heee…jelas saja tak ada kaum hawa lain), taruhannya siapa yang kalah traktrir minum es lilin yang dijual di sekolah. Menambah penderitaanku minum es diterik panas. Nikmati saja rahma!!!
    Ok. Waktunya ke mesjid teman-teman!! Kita ada jadwal ngajar di TPA. Kami meluncur ke mesjid, guna menatap wajah-wajah penuh harap adik-adik desa langi. Panas sekali Negara ini ya Allah… aku harus berjalan jauh ke teluk, bersama Bob, Mustawa, Mukhlis dan Umar. Lanjut saja.
    Dimesjid, kami sudah disambut warga teluk dengan minuman dan kue-kuenya. Sebagian teman-teman gotong royong menggali sumur. Aku pulang untuk shalat dan persiapan ngajar TPA. Setelah aku kembali ke mesjid, adik-adik yang sangaaat antusias mengaji sudah memenuhi sebagian ruangan mesjid. MasyaAllah, 80 anak dan ini hanya anak teluk tidak termasuk anak-anak dari dusun kampung. Cepat sekali bereproduksinya warga Indonesia….hahaaa… Anak-anak harapan bangsa. Aku harus ekstra mengeluarkan suara demi memfasilitasi kelas TPA hari ini. Dan kabarnya, anak-anak dusun kampung juga sudah siap-siap menunggu kami di mushalla kampung. Ada 60 anak lebih, menggantungkan harapan agar kami dapat mengajar mereka hari ini. Allahumma, lagi-lagi aku terharu…!!
    Sukses, fikirku hari ini sangat sukses. Pukul 17.00 selesai sudah aktifitas hari ini, tapi aku harus ke mushalla kampung untuk TPA malam. Ini tanggung jawabku, aku harus adil, control TPA malam dan sekalian menentukan penanggung jawab untuk TPA mushalla. Bukan aku tidak mau tau tentang ini, tapi keberadaanku jauh untuk menjangkau dengan waktu yang sangat singkat diberikan padaku, aku harus kejar TPA mesjid dan mushalla. Akhirnya kuputuskan untuk dik Reza (Cabang lhokseumawe) saja yang bertanggung jawa atas ini. Ok selesai.
    Upss…belom selesai ternyata, seperti malam sebelumnya. Ada evaluasi harian?? Dan seperti biasa, semua angkat bicara mempertahankan ego masing-masing. Katanya komitment nyatanya….yaach..dimaklumi sekali warga HmI ini, pandai sekali berargument. Sudah tabiatnya. Dalam evaluasi, semua teman-teman mengeluarkan unek-uneknya tentang keanehan SWC ini, dan ke arahkulah muka mereka dihadapkan. Teman, aku bukan panitia, aku juga relawan. Jika teman-teman bertekak masalah unek-unek masing-masing kita tunggu saja komandannya.
***
16 Maret 2011
    Sudah hampir jam setengah 12 siang, belum ada tanda-tanda tokoh Simeulue yang ingin diskusi panel muncul. Komandan resah, teman-teman lain gak tau kemana. Aku dan adil (Cabang Jantho) ditugaskan menjadi notulen dan moderator, jadi kami harus standby di ruangan. Duuuuch… pada kemana teman-teman???
Makin keruh saja air sungai
(nggngg…..apa maksudnya??). Intermezo.
Ternyata teman-teman terlibat rapat kecil di ruangan pustaka sekolah. Apa mereka khilaf dengan suasana?
Sungguh aku tak mengerti, bagus juga mereka sedang mengkonsep program untuk besok barangkali. Tapi, yuk kita sukseskan yang didepan mata dulu tu!!! Aku menemui dan memaksa mereka bubar. Sadis.
Perutku sudah terasa keroncongan, bahkan sudah musik klasik tahun 60-an rasanya. Pukul 16.00 kami (aku, tata, dan komandan) pulang dengan beberapa teman lain makan siang dirumah pak kades, tapi aku tak sanggup lagi menelan nasi. Serasa perutku sudah merajuk, karna keseringan kubuat menderita.
    Aku merasa bangga pada teman-teman TPA, semangatnya sudah pulih. Mereka tak kenal lelah lagi, makan bukan program bagi mereka. Programnya adalah bagaimana bisa memanfaatkan waktu mereka selama lebih kurang 6 hari untuk adik-adik yang penuh harapan diwajah polos mereka. Tak salah, para konseptor TPA ini adalah makhluk Tuhan yang terpilih, berhati lembut dan ikhlas. Ku yakin. Disamping ada semangat teman-teman TPA yang sudah kuat, aku menangkap wajah pesimis komandanku. Wajahnya nampak sekali murung, menyimpan hal yang tak sudi untuk dibagi. Wahai seniorku yang baik budi yang mau berbagi, kasihanilah kami (nggngng…???). Ceritakan sedikit masalahmu!! Jangan biarkan aku terbebani oleh wajah murungmu. Nanti akan berdampak pada beban fikiran ku juga ketika ku tak tau masalahmu. Aku tak mau su’uzon.
    Kadang aku kecewa dengan teman-teman, ketika tak sesuai dengan kehendakku yang kuanggap seharusnya HARUS seperti kehendakku. Maksa. Dan kadang aku sangat bangga, ternyata manusia itu tak luput dari kesalahan. Tapi ada saja jalan yang diberikanNYA untuk mereka terperangah dengan kesalahannya (bagi mereka yang sadar akan kesalahan). Padaku juga, kadang aku sangat dituntut untuk adil dan dewasa bersikap (inilah yang aku belum temukan didiriku).
    Sangat dituntut keseriusan disini, keikhlasan, dan tanggung jawab sudah mau terlibat SWC. Inilah processing kehidupan ketika kita mau melangkah selangkah lebih maju dari keberadaan kita saat ini. Pemandangan kehidupan masyarakat Alafan ini sudah memberimu pelajaran jika kamu mau membacanya. Tidak hanya melepas tanggung jawab atau bahkan hollyday atau sekedar mencari pengalaman yang selanjutnya pengalaman itu tak tau muaranya kemana. Tapi inilah gudang amal dan bank prospek kita.
Semoga menjadi amal jariyah.

***
17 maret 2011

    Hari ini ada pelatihan administrasi desa dan kepemudaan. Aku tak begitu ikut dalam program hari ini. tangan kananku serasa mau patah, seluruh badan pegal. Aku fikir hari ini aku terkapar, ditambah panas yang begitu menyengat, menerpa kepalaku, masuk melalui pori-pori jilbabku, menjalar kepori-pori kulit kepala dan menuju pusat integrasiku. Dan menterjemahkan bahwa kepalaku sakit. Beban fikir dan beban panas cahaya matahari Alafan ini terkumpul dikepalaku. Hari ini hari ketiga mengajar di TPA, untungnya TPA mesjid sudah dipindahkan kepukul 16.00, tapi TPA mushalla masih miscomunikasi. Adik-adik ada yang datang jam 5 sore, ada juga sehabis maghrib. Subhanallah, Semangatnya anak-anak ini. Beberapa teman yang bertugas di TPA mesjid sudah mengenal baik waktu mereka. Aku memutuskan menunggu di TPA mushalla. Tapi gak enak ate juga, aku harus ke TPA mesjid dulu.
    Pukul 18.00, TPA bubar. Petang ini aku tidak ikut teman-teman menikmati suasana sore di pantai teluk. Aku berjalan menuju mushalla. Kulihat anak-anak itu sudah berkumpul lagi dari pukul 17.00. Subhanallah semangatnya. Aku harus membubarkan mereka, bukan karna aku tak mau membimbing mereka, 60 anak lebih rasanya tak efektif untuk aku sendiri diruangan mushalla itu. Aku harus menginformasikan ke mereka lagi, bahwa TPA mushallah dimulai ba’da maghrib. Mereka bubar.
    Tanganku sebelah kanan makin terasa hampir patah saja, sakitnya sudah menjalar keseluruh tubuh. Pegal-pegal, suhu tubuh mulai naik. Ouwhh Tuhan, janganlah engkau cabut nikmat sehat ini, aku masih harus breafing sebentar lagi dirumah pak kades bersama teman-teman dan komandan. Kenapa ini?? Kemarin sore aku ikut naik perahu bersama Bob dan Mustawa, ketika ku panggil mereka untuk menepi for lift me, mereka mau saja. Tanpa curiga dan santai saja aku naiki perahu yang mereka bawa, setelah perahu kami berada ditengah mereka mulai bertingkah. Di ujung perahu masing-masing mereka berdiri hingga air masuk dan pelan-pelan menenggelamkan perahu… ouch.. aku mulai basah, aku gak mau mandi laut… oooe.. sungguh terlalu bob Mus, mereka menceburkan aku kedalam laut. Inilah mungkin kronologis penyakitku hari ini.
***
18 maret 2011
    Semalam, saat evaluasi teman-teman mencoba mengeluarkan apa-apa yang masih mereka bingungkan dengan SWC ini di hadapan komandan (ketua panitia). Tapi kuperhatikan, tak banyak yang angkat bicara, tidak seperti malam-malam sebelumnya. Kenapa ini??? Yang aku simpulkan adalah teman-teman ingin transparansi dari ketua panitia. Mereka menangkap keanehan SWC yang tanpa tim panitia dan masalah lainnya. Sudahlah ini tak usah dibicarakan…
    Aku dan sudirman (Cabang Meulaboh) sudah sepakat untuk merelakan konseptor TPA ikut dalam program kampanye pendidikan, diantaranya Bob, icut, reza, Ridwan, muhajir (Cabang meulaboh) dan Mustawa. karna memang sangat dibutuhkan banyak personil untuk kampanye pendidikan. Tingallah aku, ani, mukhlis, umar, dan basir mengelola perlombaan hafalan ayat-ayat pendek dan khaligrafi. Hari ini jum’at, mukhlis ada tugas jadi khatib di mesjid, umar juga ditugaskan sebagai muazin. Pukul 12 siang aktifitas perlombaan dihentikan, selanjutnya akan dimulai lagi pukul 14.00.
    Hanya aku dan ani mengawas lomba khaligrafi, semua teman-teman rayap ditelan bumi entah kemana. Terakhir sudirman dan julfikar (Cabang lhokseumawe) datang ikut menyudahi lomba pada pukul 15.45.
    Kami kembali ke tempat masing-masing, tapi aku sudah ditunggu tugas lain di TPA mesjid. Setelah shalat ‘ashar, aku menghampiri adik-adik tersebut rasa lelahku seperti terobati ketika melihat tingkah polah mereka berkejar-kejaran di dalam mesjid sedang kakak-kakak pengajar berteriak-teriak memanggil …hahaa…lucu.
Pukul 19.00 Sudirman sudah nonggol di rumah pak sekdes, gak biasanya. Dia mengajak teman-teman untuk ngumpul dirumah pak kades guna evaluasi dan merancang sketsa kerja besok. Maaf bos, kami ada agenda searching siie malam ini. Bersama adik kami Titian dan Malaon. Sebenarnya bukan faktor itu juga, teman-teman teluk mengeluh jika hanya mereka saja yang selalu datang ke kampung untuk breafing. Malam ini boleh lah evaluasinya di rumah bapak kami pak umar ini.
    Akhirnya, sudirman ikut kami (ilham, mukhlis, umar, mus, bob, icut, azhar, karmawan, titian, malaon dan aku) menelusuri karang di pantai untuk mencari siie. Bob, jangan kelamaan shalatnya, sudah mau berangkat nie..!!
si bob masih shalat ‘isya, dan kami sudah meninggalkannya. Kami menyusuri sepanjang garis pantai mulai dari teluk ke arah kampung, malah bob sudah duluan kedepan, luar biasa. Tiba-tiba masuk sms dari komandan agar besok semua teman-teman dan adik-adik yang ingin sunat massal ngumpul di depan mushalla untuk menyambut pak wakil bupati. Ternyata besok agendanya adalah sunatan massal.
    Jauh kami menyusuri pantai, mengutip siie, menemukan jenis moluska yang baru kami lihat, melihat syukran (Cabang takengon) dan temannya sedang memancing di tengah laut hingga melewati kolam-kolam. Akhirnya kami sampai ditempat pendi, akli, reza dan teman-teman lain sedang memanggang ikan. Ayuk kita breafing!! Sudirman mengajak lagi, entah berapa kali sudah dirman berkoar-koar meminta teman-teman untuk kumpul di rumah pak kades. Ka trep ka kamoe preh, awak kah hana yang preumeun, nyo ka poh siploh hana euk le kamo, jawab pendi dengan nada agak kecewa. Sempat juga gaduh sedikit, ada yang mempertahankan ingin breafing, ada gak mau beranjak dari api unggunnya, ada yang masih sibuk dengan searching signal, dan ada juga yang ingin melanjutkan searching siie nya. Aku dan sudirman akhirnya kembali ke rumah pak kades. Terserah mereka mau pergi atau enggak.
***
19 Maret 2011
    Aku berharap hari ini penutupan SWC, aku sudah rindu pulang kampuang. Semalam, sepulang dari rumah pak kades teman-teman teluk tidak mengagendakan lagi masak indomie dirumah seperti dua malam yang lalu. Yach..mungkin karna kecapekan. Semuanya tertidur pulas malam ini, hingga pagi datang.
    Pukul 10 pagi, semua teman-teman sudah ke mushalla. Aku masih belum mandi. Berat sekali rasanya melangkahkan kaki ke sana, ditambah lagi panas negri Alafan hari ini. Akhirnya aku maju juga berjalan sendiri ke mushalla, ternyata pak Yunan wakil bupati sudah berada di tempat. Konon, sedikit kecewa tak ada yang menunggunya. Bolehlah pak, sekali-kali menunggu rakyat.
    Tak lama aku di mushalla, aku pulang ke tempat pak kades. Beberapa saat kemudian semua teman-teman juga sudah bubar istirahat siang. Setelah siang mulailah sunatan massal dilakukan, dan dari teman-teman sudah membentuk tim inti yang mengawas kegiatan berlangsung.
    Pukul 16.00 aku duduk ditepi pantai teluk bersama tata (Cabang jantho), maronda, akli dan basir sambil melantunkan bait-bait lagu yang dipandu tata dengan gitarnya, menyaksikan ayu, ani, dan teman-teman lain mandi laut, dan tentunya menikmati indahnya teluk langi terakhir kalinya. Ada juga yang sibuk bermain sampan, aku tebak itu pasti bob yang suka “merampok” perahu nelayan. Bob sudah menyempurnakan petualangannya ke pulau kecil didepan kami beberapa hari yang lalu. Sungguh nekad.
    Aku tertawa geli melihat aktifitas anak-anak langi ini, semuanya pandai berenang dan membawa perahu hingga ketengah laut tanpa rasa takut. Memang, nenek moyangku adalah pelaut, lirik lagu nusantara yang terkenal itu benar adanya. Aku juga memperhatikan ajis dan kawan-kawan nembak ikan waktu itu, mudah sekali beberapa jam saja mereka sudah membawa hasil tembakan mereka lumayan banyak. Kuperhatikan mukhlis yang senang sekali bermain dengan adik-adik dilaut, kadang dia menggendongnya dan dihempaskan ke dalam air, tapi mereka suka. Kadang mereka bergelantungan di badan mukhlis 3-5 orang. Belum lagi si icut dan reza, foto narsis bersama adik-adik didermaga kecil teluk.
    Sudah waktunya maghrib, saatnya preparing untuk penutupan SWC malam ini. Sebelumnya the last time for dinner dirumah pak umar. Nikmat sekali makan malam ini, ikan panggang. Duuch…banyak nye ikan aker, sedap..sedap…sedap. Kali ini tak ada yang absent untuk makan malam. Ikan bakar disajikan dengan sambal kecap buatan Malaon …mmm…nyammi. Bob dan icut ambil ikan yang paling besar bagi dua..wuiss.. rakusnya mereka. Tak ada yang sanggup berkata-kata saat makan, tidak seperti biasanya makan semua berkicau, terlebih mukhlis. Seperti makan tadi siang, mukhlis, karmawan dan bob asyik mengcungkil siie dan menghabiskan semangkok gulai siie sambil berkicau. Tapi kali ini terdiam. Semua menahan pedaaaaas, gulaaaa…teriak icut kepedasan. Hah…pedass nian, malaon ngerjai kita. Sepertinya Malaon ingin memberi pelajaran kekakak dan abang-abangnya ini karna dibilang preman..heee…rasai lu… Asyiknya makan malam terakhir ini, mus pun ikutan, padahal dia sudah makan dirumahnya, sang. Melihat asyiknya kebersamaan dikediaman kami, dia pun ikut menikmati pedaasnya sabal kecap malaon.
Pak umar memfasilitasi keyboard, menyanyilah kawan sesukamu malam ini jika kau merasa ini moment pelepas lelahmu setelah beberapa hari. Ini malam penutupan, berbagai acara penyerahan piagam dan pengumuman pemenang lomba diumumkan. Dengan resmi bapak camat Alafan menutup kegiatan SWC. Sedikit kecewa juga, karna kabarnya yang menutup kegiatan SWC ini adalah bapak wakil Gubernur Aceh. Tapi beliau tidak hadir karna sesuatu dan lain hal.
    Acara penutupan secara resmi sudah selesai, sekarang waktunya dugem (duduk gembira) teman-teman dengan musik yang ada. The first one yang membawakan tembang adalah icut, tapi dia memintaku untuk menemaninya..eit..gak boleh nolak pinta teman-teman. Aku maju menemani icut, daan sukses, sangat sukses aku sudah mengHANCURkan lagu bunda karya vety vera.
    Selanjutnya kompi guntur maju bersama syukran, ajis, fahmi ubit, pendi, abdul dll. Dan mereka sudah sangat terlalu menghianati alm meggy Z aktris dangdut papan atas itu. Kacau. Cuacapun gak mendukung party kami. Akhirnya pukul 12 dini hari pesta bubar. Semuanya pulang ke kediaman masing-masing. Mataku sudah lelah, kepalaku berat karna ditimpa hujan. Aku ingin merebahkan badan, tidur dan tak mau dengar apa-apa lagi. Ternyata teman-teman di teluk membuat party lagi di rumah pak sekdes, mereka berdugem ria sambil bernyanyi bersama pak umar, titien dan malaon. Nggngng…apa mereka tidak lelah?? Mereka ingin menghabiskan malam bernostalgila dengan bapak umar sambil pudding. Aku hanya numpang kasih jawaban saja dari dalam kamar ketika mukhlis dan azhar main tebak-tebakan. Hingga pukul 4 pagi, waktunya sahuuur, pudding sudah matang. Semuanya menyantap lahap bubur kacang ijo yang ditambah susu tersebut. Barulah setelahnya masing-masing tergeletak tidur hingga pukul 9 pagi. Woi….shalat subuh!!!
***
20 maret 2011
    Saatnya siap-siap meninggalkan Alafan. Layaknya sinetron, hari ini mengharukan. Banyak dari teman-teman yang sudah terpaut hatinya dengan suasana desa ini apalagi dengan tuan rumah masing-masing yang sudah dekat sekali emosinya. Mamak kami yang setia memasak lebih dari yang biasanya, ada pak umar yang selalu menemani dan mengajarkan kami lelucon, hingga aku dan icut tak sanggup menahan tawa yang panjang, dan ada titian, malaon dan adi yang selalu jadi sasaran ejekan. Ada rasa berat meninggalkan desa ini, namun rasa itu juga dilawan oleh tanggung jawab lain yang sudah menunggu di seberang pulau ini. Aku tak sanggup berkata-kata, masih ada waktu lain untuk aku berkunjung ke sini lagi fikirku. Insya Allah. Kami berpamitan dengan semua warga langi, semuanya melepas kami dengan senyum dalam keharuan.
    Perjalanan menuju sinabang, goncangan mobil akibat jalan yang tidak normal ini membuat perutku mual. Siang ini aku lupa makan, makanya sedikit pusing dan mual tapi tetap menampakkan keceriaan, secara…rahma getoo. Sesampainya di sinabang kami menunggu pukul 10 malam dirumah pak wakil bupati. Makan dan shalat berjamaah. Tibalah saatnya menyebrang laut, malam ini tempatku tidur seluas kapal. Aku bebas berekspresi karna dua bangku ini aku bisa tidur leluasa, no one beside me. Sebelum kapal merapat ke dermaga Labuhan Haji, aku, sudirman, ayu, icut dan jul sempat lypsing himne HmI. Jika teman-teman mau lihat video kami silahkan akses fesbuk verticillata_87@yahoo.co.uk hee…. Dan kini tibalah saatnya berpisah friends… so I’ll be miss u for laugh together.
Tapaktuan…I’m come back!!!
STUDENT WORK CAMP IX
By: Ilhamsyah
Tanggal 12 Maret 2011
Pada hari ini saya berangkat dari rumah pukul 14.00 wib menuju Labuhan Haji dan pada pukul 4 sore saya sampai di Labuhan Haji saya berangkat ini betjuan untuk mengikuti swc yang dilaksanakan BADKO HmI Aceh di simeulue yang mana SWC ini diiukuti oleh semua Cabang HMI yang ada di Aceh. Pada pukul 20.00Wib saya pun menaiki kapal Verry bersama kawan – kawan yang lain dan dijadwalkan kapal akan berangkat pada pukul 22.00 Wib menuju Simeulue.
Sambil menunggu kapal berangkat kami pun duduk ngumpul ditemani sebuah gitar menyanyikan beberapa lagu mulai dari lagu pop, Dandut, Malaysia,Lagu Aceh sampai lagu anak – anak seperti lagu Balon ku ada lima . Alhamdulillah kami cukup terhibur dengan kegiatan tersebut.akhirnya kapal pun berangkat.
***
Tanggal 13 Maret 2011
    Tepat pada pukul 07.00 Wib kapal tiba dipulau simelue dan setiba dipelabuhankami disambut oleh Bapak Bupati Kabupaten simeulue yaitu bapak Darmini,dan kamipun melakukan silahturahmi dengan beliau sambil berkenalan secara langsung dengan orang nomor satu dikabupaten Simeulue itu. Dalam pertemuan itu ketua BADKO HMI yang diwakili bang Nirwan memaparkan Program – program yang akan dilaksanakan dikabupaten Simeulue yang lebih tepatnya ada di kecamatan ALafan.
    Kecamatan Alafan merupakan kecamatan baru karena adanya pemekaran wilayah di Kabupaten Simeulue dan mempunyai Delapan (8) buah desa. Dan setelah pertemuan itu saya dan rombongan menuju kecamatan alafan yaitu ke Desa langi yang menjadi tuan rumah sekaligus tempat yang akan kami tempati dalam menjalankan program – program itu. Perjalanan dari kota Sinabang kedesa langi kami menempuh lamanya perjalanan selama 4 jam. Sedikit saya ceritakan dalam menempuh perjalanan ke Desa Langi kami mendapati jalan – jalan yang sangat parah, penuh dengan lobang dan batuan yang membuat mobil yang kami tumpangi tidak sangat nyaman, karena jalan nya belum diaspal. Dan dalam perjalanan itu saya pun teringat program bapak bupati Simeulue yang disampaikan kepada kami dala acra pertemuan tadi yaitu beliau merencanakan dalammasa jabatannya yang akan berakir beliau berencana akan membangun jalan aspal sepanjang 25 kilo meter lagi atau jalan yang akan diaspal sampai menuju desa yang paling ujung dari kecamata Alapan ini dan juga beliau menceritakan program – program yang telah sukses beliau jalankan diantara pembangunan 8 buah jembatan yang terbuat dari baja..
    Dan saya pun tersadar dalam lamunan karena mobil yang saya tumpangi mereng kekiri dan kekanan kayak orang yang lagi naik kapal laut akibat jalan yang belum diaspal. Singkat cerita kami sampai kedesa tujuan kami pada pukul 13.00 wib dan kamipun disambut oleh aparatur desa setempat diantaranya pak Geuchik dan pak Sekdes dirumah pak Geuchik kamipun melepas lelah setelah sekian lama menempuh perjalanan yang cukup menguras tenaga sambil menikmati segelas kopi yang telah disuguhkan kepada kami dan juga ditemani sebatang rokok sampoerna Mild.
    Dan setelah itu saya mengikuti acara briefing tentang program- program yang akan dilaksanakan yang ada 8 program yaitu :
  1. Kampanye Pendidikan
  2. Pelatihan kepemudaan
  3. TPA
  4. Lomba kaligrafi
  5. Lomba ayat – ayat pendek
  6. Diskusi panel
  7. Pelatihan administrasi Desa
  8. Sunatan Massal
Dalam briefing itu kami memilih coordinator yang akan mengkoordinir program- program tersebut.dan setelah itu saya dan kawan – kawan yang lain mengikuti acara penyerahan Relawan SWC kepada Camat Alafan oleh Bapak Kabid Keistimewaan kabupaten Semelue karena Bapak Bupati berhalangan hadir. Setelah acara itu kami menyantap makan siang pada pukul 4 sore.
Setelah itu kami menjelajahi desa langi tersebut, kami pertama menuju pantai untuk melihat lobster yang merupakan salah satu produk andalan kecamatan Alafan .dan selanjutnya kami berolah raga yaitu main Volly dan Bola dengan angota pemuda gampong tersebut.
Sedang asyik main volley kamipun dipanggil oleh seorang relawan SWC untuk malakukan briefing tentang penempatan relawan kerumah – rumah warga dan saya mendapat tempat tinggal dirumah pak Rusdin bersama dengan Mustawa dan Umar dari Cabang Takengon.
***
14 Maret 2011
    Pagi itu saya bangun pagi dan langsung menikmati secangkir teh hangat, setelah itu saya mandi karena kawan – kawan yang lain bilang ada perubahan jadwal acara pembukaan, yaitu dari semula jam 2 siang manjadi jam 10 pagi .dan kami pun berangkat menuju tempat acara pembukaan yaitu di aula SMP N 1 Alafan, akan tetapi sampai pada pukul 11.00 wib acara pembukaan pun belum mulai. Sambil menunggu acara dimulai kami pun berbincang bincang dengan siswa yang ada disekolah itu .saya mempelajri bahasa yang dipakai sehari – hari didesa itu diantaranya ati kabarmo yang artinya apa kabar ,ateila deimo yang artinya siapa namamu, dan banyak lagi yang lain – lain.
    Pada pukul 14.30 wib acara pembukaan pun dimulai dan tamu yang diharapkan pun datang yaitu Bapak Bupati Simeulue yang bernama m yunan t , sekaligus beliau merupaka salah seorang alumni HMI dan juga balon untuk bupati Simeulue Kedepan .bapak bupati ini bertugas untuk menggantikan bapak wakil Gubernur untuk proses pembukaan swc ini.
    Oh lupa sebelum acara pembukaan dimulai kami sempat melaksanakan briefing tentang program- program yamg akan dilaksanakan untuk hari kedepan .dalam briefing itu kami membicarakan teknis pelaksanaan program – program tersebut sekaligus pemilihan panitia kecil untuk masing – masing program.
    Kembali lagi keacara pembukaan .acara pun dilaksanakan dengan prosedur yang telah dibuat dan akhirnya acara pembukaan pun selesai pada pukul 17 30 wib dan dengan selesainya acara itu kamipun telah bisa memulai program- program yang akan dilaksanakan.dan pada pukul 9 malam kamipun semua anggota relawan berkunjung kerumah pak sekdes dan ternyata dirumah pak sekdes ada sedikit upacara ulang tahun anaknya yang bernama titin yang genap berusia 17 tahun.kamipun ikut larut dalam acara tersebut. Setelah acara itu selesai kamipun melakukan briefing tentang program TPA sampai pukul 23.20 wib dan setelah itu saya pulang dan membuat laporan tentang kegiatan yang dijalankan pada hari itu dan selanjutnya saya tidur.
***
15 Maret 2011
    Seperti biasa saya bangun pagi untuk melaksanakan kegiatan yang akan dilaksanakan pada hari itu dan pada pukul 10 pagi kami menuju aula SMP N 1 Alafan untuk mengikuti salah satu program SWC yaitu diskusi panel dan ini merupakan program yang pertama yang kami laksanakan dalam diskusi panel ini rencananya akan didatangkan 7 calon yang nantinya bakal menjadi orang nomor 1 di Simeulue dan ketujuhn calon itu ialah :
  1. Marisi
  2. Mawardi Nasra
  3. Amir Hamzah
  4. M Yunan T
  5. Safruddin Nguma Simeulue
  6. T Nurdin
  7. Riswan R
Tapi alangkah sayangnya yang hadir dalam diskusi panel itu Cuma 2 orang yaitu Mawardi Nasra dan M yunan T. kedua tokoh ini pun mulai memaparkan program – program yang akan mereka laksanakan dan diskusi ini berakir pukul 14.30 wib.dan setelah itu pada pukul 15 ,00 wib saya menuju mesjid untuk mengikuti acara Tpa sampai pukul 17 , 00 Wib.sepulang dari itu kami melakukan olahraga. Dan pada malam harinya kami mengikuti evaluasi tentang program yang telah kami jalankan .
***
16 Maret 2011
    Sekitar pukul 09.00 Wib kami menuju aula SMP N 1 Alafan untuk melaksanakan gotong royong sampai jam 12 siang dan sehabis makan siang kami melanjutkan gotong royong kemesjid sampai jam 5 sore dan setelah itu saya pergi mandi laut .dan pada malam harinya kami mengikuti evaluasi program kami yang telah dilaksanakan .
***
17 Maret 2011
    Seperti biasa sehabis bangun pagi sebatang rokok dan secangkir teh hangat selalu setia menemani .hari ini hari kamis yang mana program kami hari ini adalah administrasi desa dan latihan kepemudaan.
Setelah selesai makan saya pun berangkat menuju Aula SMP untuk melaksanakan acara tersebut dan pada pukul setengah sebelas siang acara pun dimulai yang dibuka oleh Camat Alafan dan acara berlansung sampai jam 3 sore. Dan pada pukul 3 sore itu kami kedatangan bapak Bupati Simeulue untuk sekedar silahturahmi dan juga memberikan suntikan dana untuk melaksanakan program – program kami sampai pukul 4 sore, dan setelah itu saya olahraga sore.dan pada malam harinya dirumah yang saya tempati melakukan pengajian surat yasin sampai pukul stengah sepuluh , habis itu saya menuju rumah pak kades untuk melakukan evaluasi kegiatan program yang telah dilaksanakan .dan juga membicarakan tentang program yang akan dil;aksanakan untuk besok pagi yaitun kampanye pendidikan. Sampai pukul 11 malam
***
18 Maret 2011
    Pada hari ini kami melaksanakan program kampanye pendidikan saya mendapat tugas untuk melaksanakan kampanye pendidikan ke SMA N 1 Alafan kelas 1 selama 2 jam yang dimulai pada pukul 10 sampai pukul 12 siang .
    Seya pulang dari itu saya lansung menuju mesjid untuk melaksanakan shalat jumat .dan yang menjadi Khatib dalam shalat jumat itu yaitu salah satu relawan SWC Yaitu saudara muklis dan yang jadi muazin saudara umar .
    Sehabis shalat kami pergi nembak ikan dan memdapatkan 4 ekor ikan hasil tangkapan kami dan pada malam harinya kami melakukan evaluasi dan membicrakan program untuk besok.
***
19 Maret 2011
    Pada hari ini kami mempunyai program yaitu sunatan masal ,dan peserta yang akan mengikuti sunatan masal ini berjuimlah sekitar 30 orang yang berasal dari masyarakat desa yang ada di kecamatan Alfan ini.progaram ini berjalan seharian penuh dan pada sore harinya kami ngajak tanding warga desa dalam permainan voly ball .dalam dua set kami mengalami kekalahan dan sebagai sanksinya kami harus merayap. Pada malam harinya kami mengadakan acara perpisahan sekaligus penutupan swc ix BADKO HMI Aceh yang berlokasi disamping rumah pak sekdes yaitu pak umar jaya. Acara ini mempunyai hiburan Keyboard sampai pukul jam 2 pagi acara terpaksa kami sudahi karena hujan turun dan pada malam itu saya tidak tidur sampai jam 4 pagi karena kami ada sedikit acara masak kacang hijau .
***
20 Maret 2011
    Pada pukul jam 9 pagi kami mengikuti briefing untuk kepulangan kami dari Alafan ini dan pada jam 1 siang kami semua berpamitan pulang kepda warga desaterutama warga yang rumahnya kami tin ggali dari rumah pak sekdes dan yang terakhir rumah pak guechik.dan jam 3 siang kami pun berangkat menuju sinabang dan tiba disinabang pada pukul 6 sore dan kami bersistirah sejenak dirumah pak Wabupsebelum menaiki kapal .jam 9 .30 wib kami menaiki kapal dan tiba di Labuhan Haji pada jm 7 Pagi dan jam 12 siang saya sampai kerumah.
Catan Harianku di Student Work Camp Badko HMI Aceh
By: Bob Fakrulrazi

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Hai.. Saya Bob Fakrulrazi. Kader HMI Cabang Tapaktuan, sementara komisariat di Blangpidie. Pemberontakan adalah hal yang sangat saya suka untuk gandrungi, namun dalam konteks kebenaran dan bukan karena kebodohan. Sekarang saya dalam proses pendirian komisariat persiapan STKIP Muhammadiyah diBlangpidie, meskipun tidak ada Keputusan dari cabang untuk mengiyakan hal ini, namun saya kira sudah saatnya ini dilakukan. Sekali lagi, berontak. Saya adalah sosok yang begitu haus dengan petualangan ekstream sehingga ketika mendengar bahwa Student Work Camp Badko HMI Aceh akan segera dilaksanakan dan dimulai beberapa hari kedepan maka kuputuskan untuk ikut bergabung meski harus meninggalkan kegiatan-kegiatan harianku. Berikut tulisanku tentang petualangan dinegeri Alafan.
***
Sabtu, 12 Maret 2011Menunggu…..

    Hal yang selalu terjadi saat membuat janji dengan rekan himpunan. Begitu juga hari ini. Jam 11.30 WIB keberangkatan dari rumah menuju Labuhan Haji, dimana berkumpul bersama teman-teman HMI se-Aceh harus terulur sampai jam 2 siang baru bisa memutuskan untuk berangkat. Bersama dengan Mustawa, Pendi, Azhar dan Syukran Bintang (HMI Takengon) yang kebetulan berada di Abdya.
    Dalam keputusan berangkat mengikuti SWC, meninggalkan beberapa hal yang memang dalam kondisi ini harus memilih. Padahal aksi besar-besaran akan terjadi pada hari seninnya dengan persiapan luar biasa. Begitu banyak yang kecewa. Namun keputusan itu telah diambil dan dengan Bismillah “hati” ini akan berjuang dan berproses bersama teman-teman HMI di Student Work Camp yang bertempat di Simeulue. Sebuah tempat yang belum pernah kujejaki sebelumnya.
    Pukul 15.00 WIB tiba dipelabuhan dan berkumpul bersama kawan-kawan HMI Se-Aceh; Banda Aceh, Jantho, Langsa, Meulaboh, Lhokseumawe, Takengon, sigli dan Tapaktuan yang dikota-kota itu terdapat HMI Cabang. Bertatap kembali dengan teman-teman yang telah lama tidak bersua, juga berkenalan dengan teman-teman baru tentunya. Kesemuanya itu adalah keindahan yang selalu dinanti.
    Jadwal keberangkatan Kapal adalah pukul 22.00 WIB. Begitu banyak waktu yang bias kuhabiskan untuk “bercengkrama” bersama teman-teman. Mulai dari shalat berjama’ah yang begitu indah, meski ada beberapa orang teman yang kutahu tidak shalat, semoga hidayah dilimpahkan Allah atasnya. Juga diskusi-diskusi kecil yang menimbulkan tawa serta keseriausan dalam mencapai solusi. Sungguh kebanggan disaat “intelektual-intelektual” muda berkumpul. Namun satu hal yang perlu digarisbawahi oleh semua kader HMI bahwa nilai-nilai Keislaman yang perlu dijadikan prioritas dalam seluruh aspek kehidupan. Berbicara tentang Islam, namun implementasinya amburadul juga tidak akan dapat melakukan perubahan.
    Tiba saat-saat menjelang keberangkatan, semuanya sudah berada diatas kapal, begitu juga saya. Pertama sekali naik kapal Fery tetu saja memberikan decak kagum dalam kepribadian ini, karena berada dilautan luas dalam keindahan pemandangan yang belum pernah dirasakan. Detik-detik itu, teman-teman ada yang bernyanyi bersama, hanya duduk dan ada yang tiduran menunggu saat-saat keberangkatan….Tuuuuttttt…
    Saatnya kapal melaju dengan perlahan, semakin cepat dan semakin meninggalkan pantai menuju lautan luas yang dalam benakku tak tentu arah, karena memang tak terlihat tanda-tanda pulau Simeulue saat itu. Yang Nampak hanya lampu-lampu “bagan” tempat nelayan yang hidup ditengah lautan luas. Semakin jauh..
Diatas kapal, perencanaan untuk breaving Instruktur yang direncanakan bang Sendi gagal total. Karena sebagian besar dari anggota kami beristirahat. Aku tertidur saat yang lain bernyanyi dan bercerita, kelelahan ragalah yang menjadi penyebabnya.. Lelap. Meski dingin yang mendera disaat tidur pada bagian atas kapal yang tidak beratap dan hanya beralaskan lantai kapal.
    Kini saatnya terbuai dalam mimpi indah tuk akhiri malam hari itu…
***
Ahad, 13 Maret 2011
    Pukul 4.00 pagi kuterbangun karena kedinginan, udara yang menusuk ulang. Mencoba kuatkan diri hingga akhirnya tertidur kembali dan terbangun hamper jam 6 pagi. Masih diatas kapal. Bergegas bangun dan mencari tempat untuk shalat Subuh. ALLAHUAKBAR. Suasana hari semakin terang, lautan luas yang awalnya gelap gulita kini terlihat jelas terbentang dengan keindahan yang menakjubkan. Mondar-mandir diatas geladak kapal, memandang lautan, hingga sebuah pulau terlihat, semakin dekat dan semakin jelas. Siemeulue. Tersirat senyum diwajahku dan teman-teman yang memandanginya. Akhirnya sampai juga. Pukul 6.50 WIB mendarat. Sejenak menatap kesibukan orang-orang yang memberesi barang bawaan, lalu turutserta menginjakkan kakidipulau ini.
    Dua buah mini bus telah siap menanti kami untuk berangkat. Sejenak menghitung anggota dan kemudian mini bus yang saya dan teman-teman tumpangi bergerak menuju pendopo Bupati. Dijamu dengan baik dan sederhana, dengan suasana keakraban pertemuan karena beliau juga alumni HMI di Medan. Dengan suguhan nasi bungkus ditambah segelas the hangat,Upss nambah kopi juga. Selanjtnya acara ceremonial sebagai penyambutan kedatangan kami oleh Bapak Bupati Simeulue, Drs.Darmili. Berangkat……………
    Saya berkesempatan untuk bergerak ketempat tujuan dengan motor bersama seorang teman yang memang orang asli Simeulue. Jadi dia tahu banyak tentang seluk beluk kota maupun sacara keseluruhan kabupaten ini. Perjalanan yang kukira singkat, ternyata membutuhkan waktu berjam-jam. Dam!!! Namun dibalik itu semua, ada satu hal membuat saya terpukau dan terpusana dengan keindahan pesisir yang saya lewati. Saya dan seorang teman yang kemudian kutahu namanya Tata, tertinggal jauh dibelakang, namun justru karena kami bepergian dengan motor mampu untuk mengejar teman-teman yang dimini bus. Akhirnya bersua dikota Ayie. Rehat sejenak. Dengan senyum kuperhatikan teman-teman yang kelelahan dan mabuk saat perjalanan.
Dalam benakku, begitu beruntungnya diri ini bias naik motor….
    Perjalanan kembali kami lanjutkan. Kini beriringan dengan mini bus yang membawa kami ketempat tujuan. Beberapa kilometer, masih dalam keadaan aman karena jalannya yang beraspal serta pemandangan laut yang begitu getarkan hati meneriaki keagungan dan keindahan ciptaan-Nya. Saat-saat romantic itu harus berakhir dengan kesakitan yang disebabkan oleh masih begitu rusaknya jalan menuju tempat yang ingin kami tuju. Kecamatan Alafan, desa Langi.
    Puluh menit berlalu, derita saat melewati jalan bebatuan yang berdebu membuat raga ini berteriak histeris karena setia waktu harus masuk debu kedalam mata yang menyebabkan keperihan dan sukar melihat. Saat-saat seperti itu, tersentak diri ini riang ketika melihat beberapa rumah penduduk. “Akhirnya sampai juga!!” dalam benakku, namun ternyata salah. Bukan desa itu yang kami tuju, tapi jauh lagi kedepan.
Menjelang beberapa ratus meter sampai ditempat penampungan sementara, motor yang kami tumpangi kemps ban belakangnya. Namun tak apalah karena Tata mengganti motornya sebentar dengan motor lain yang ada didekat situ, perjalanan dilanjutkan.. Akhirnya sampai..
***
Alafan Description
    Alafan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Simeulue yang berada diunjung pulau yang terdiri dari 8 gampoeng; Langi, Lubuk Baik, Lhok Pawoh, Serafon, Lewak, Lhok Dalam/Deha, Lafakha dan Lameureum yang kesemuanya belum ada jalan aspal. Bahkan dari Lhok Pawoh menuju ke Lewak yang merupakan gampoeng terujung sama sekali belum ada jalan yang bisa dilalui oleh mobil, yang bisa hanya dengan menggunakan motor dan itupun harus menyusuri pantai. Sementara dari segi bangunan, hampir semuanya merupakan bantuan yang dikarenakan oleh Gempa dan Tsunami yang mendera tahun 2004 yang lalu. Sedangkan diwilayah Lhok Pawoh dan beberapa gampong yang lain masih menjadikan barak sebagai tempat tinggal, dikarenakan rumah bantuan yang dijanjikan masih belum dibangun entah apa alasannya?.
    Fasilitas lain yang masih terbatas di Alafan adalah LISTRIK. Hal ini terntu saja disebabkan oleh kondisi jalan yang masih belum baik sehingga berdampak pada tidak bisanya PLN untuk masuk. Untuk menangulangi masalah ini, sebagian menggunakan Panel Surya dan sebagian yang lain menggunakan Ginset yang hanya dipakai pada waktu malam dan saat terdesak diwaktu siang. Hal itu juga berdampak kepada komunikasi yang sulit. Tower yang juga menggunakan kekuatan Surya tidak mampu memberikan pelayanan terbaik untuk pengguna Signal HP. Apabila mentari bersinar begitu terik maka signal HP pun bisa penuh, namun apabila tidak terlalu terik jangan pernah berharap akan mendapatkan signal. Untuk mengantisipasi hal itu, terdapat beberapa titik dipinggir laut yang meskipun malam tetap bisa mendapatkan signal, meski kekuatannya hanya maximal 2.
    Sementara alam yang ditunjukkan oleh Alafan begitu indah dan alami. Terlihat jelas satwa-satwa liar masih berkeliaran disepanjang perjalanan saat menaik-turuni bukit, sawah yang terbentang sebagai bahan pangan untuk santapan keseharian serta laut yang menjadi prioritas utama masyarakat karena semua gampoeng berada dipesisir. Sehingga mulai dari orang tua hingga anak kecil cukup mahir dalam melaut. Sumber Daya Laut dikecamatan Alafan sangat menggemaskan, mulai dari terumbu karang yang belum tersentuh kemoderenan serta jumlah hasil ikan yang sangat memuaskan. Namun masyarakat tidak menangkap ikan dalam jumlah yang banyak tapi hanya sekedar cukup untuk keperluan rumah tangga. Sumber Daya Laut yang lain juga ditunjukkan oleh keberadaan Lobster yang merupakan makanan yang selalu ditunggu oleh siapapun dan masyarakat disana mulai memeliharanya mulai dari kecil hingga besar dan siap dipanen.
    Kondisi ini membuat Alafan menjadi kecamatan yang “Unik”. Dan akan menjadi lebik baik jika sarana dan prasarana semakin ada dan berkembang. Tentu saja pendidikan yang melahirkan akademisi-akademisi menjadi syarat utama dalam hal pembangunan dan pengembangan sember daya di Alafan. Keep spirit and never give up to work hard!!!
***
Pukul 12.58 kami tiba dipenampungan dan disambut dengan senyum yang begitu ramah oleh Pak Geuchik dan penduduk Gampoeng saat itu kusadari bahwa kedatangan kami telah ditungu sejak lama. Setelah rehat sebentar dan dijamu dengan seadanya dirumah pak Geuchik, saya bergegas mencari Mushalla untuk shalat Zuhur yang akhirnya ku tahu keberadaannya tidak jauh dari rumah itu. Namun saat sampai dimushalla, aku terkejut melihat kondisi air disana yang ditampung semacam waduk tapi airnya sedikit sekali karena pada saat ini aku tahu jarang turun hujan. Namun itu bukan penghalang untuk menghambakan diri kepada-Nya disetiap waktu yang telah ditetapkanNya untuk hamba.
Kemudian raga ini terbaring sejenak dimushalla sambil melepas lelah dari kepenatan yang begitu hebat dan baru sekitar jam 4.20 sore kembali kerumah pak geuchik untuk makan siang. Sangat telat. Saat kutertinggal sendiri sedangkan teman-teman yang lain sudah selesai makan bersama.
Dalam benak ini, mulai terbayang apa yang akan saya dan teman-teman lakukan dikampung ini. Perencanaan yang sudah diatur sebelumnya tentu saja menjadi prioritas utama disamping kegiatan-kegiatan lainnya dalam rangka menyukseskan SWC ini juga disertai dengan proses pembelajaran untuk kami dari setiap kegiatan dan apapun yang kami temukan dalam kancah keseharian kami berada disini. Ternyata ada yang mengajak main volley, yowes..gak masalah dan saya kemudian bergabung dengan teman-teman pemuda gampong. Lalu datang panggilan untuk kami agar segera merapat karena pada saat itu kami harus dibagi beberapa kelompok untuk tinggal dirumah penduduk yang sudah diatur oleh ketua panitia dan pak Geuchik. Saya akhirnya diputuskan tinggal dirumah Bapak Umar Jaya yang juga selaku sekdes ditempat kami tinggal bersama kakak-kakak.
Ketika perjalanan kerumah masing-masing yang telah ditentukan ada rumah yang ingin ditempati oleh teman kami tidak ada kepala keluarganya sehinggga juga turut tinggal bersama kami dirumah pak Umar. Saat itu juga kuketahui bahwa Tata yang awalnya kukenal mengetahui banyak hal tentang kampong ini ternyata anaknya pak Umar. Waktu magrib tiba namun saya masih belum selesai mandi, hingga kuputuskan terjun kedalam laut beberapa saat untuk membersihkan diri, lalu shalat magrib, makan bersama pak Umar, kawan-kawan dan seluruh keluarga dengan khitmat dan penuh semangat kebersamaan. Tersirat senda gurau pada saat kumpul seperti ini. Indah dan bermakna.
Setelah itu sejenak bercerita tentang banyak hal terkait negeri yang sedang kami kunjungi ini. Lalu beranjak kepinggir laut untuk mencari signal HP, karena hanya disitu kami dapat mendapatlkannya. Dengan sedikit perjuangan, paling banyak kami dapat 3 signalnya, sungguh kondisi yang begitu luar biasa menurutku, karena begitu mendatangkan sikap kesabaran yang luar biasa pada setiap diri ini. Hingga akhirnya kembali dan terlelap dalam buaian mimpi… Banyak nyamuk..namun..
***
Senin, 14 Maret 2011
    Raga tersentak untuk bangun dan menyegerakan untuk bersujud sejenak kepada-Nya. Di hari-hari pertama keberadaan dikampung Langi ini tentu saja begitu banyak hal yang musti kami fahami dan ketahui tentang kondisi disini, termasuk alam dan wilayahnya. Lalu saya bersama beberapa orang teman berjalan-jalan menyusuri jalan dalam perkampungan, menyapa begitu banyak orang yang kami jumpai sebagai bentuk keinginakraban yang perlu dibina agar keberadaan dan proses SWC inipun dapat berjalan dengan baik dan penuh dengan partisipasi masyarakat.
    Selanjutnya bersiap untuk mengadakan acara pembukaan di aula SMP Negeri 1 Alafan. Sebelum sampai disana, sejenak kami rapat tentang apa yang akan kami lakukan hari itu dan beberapa hari kedepan dengan beberapa agenda; diskusi panel, TPA, kampanye pendidikan, pelatihan administrasi gampoeng serta hal-hal lainnya sebagai agenda keberadaan kami disini.
    Kami juga harus MENUNGGU kedatangan wakil bupati untuk membuka secara resmi acara SWC ini. Berjam-jam hingga raga begitu penat dan undangan yang semulanya datang, satu persatu beranjak pulang karena tidak sanggup menahan lapar yang mendera.
Kapan kondisi dan budaya ini akan berubah..????????
Kondisi yang terindukan, dimana setiap kegiatan yang diagendakan dapat berjalan dan terlaksana ON TIME.
Semakin kuyakini bahwa, salah satu penyebab terbesar kenapa negeri ini tak mampu menjadi lebih baik secara significant adalah karena disetiap jenjang kehidupan budaya menunggu dan tepat waktu masih berkembang pesat, bahkan begitu mengakar dalam setiap aspek kehidupan.
    Waktu yang terlewati, saat untuk melaksanakan shalat dhuhur sudah tiba, namun apa yang kami tunggu bersama belum juga memberikan tanda segera sampai. Lalu, menyepakati bersama beberapa orang teman untuk melaksakan shalat berjama’ah dan berencana untuk kemushalla terdekat. Namun saat tiba dimushalla, yang saya lihat justru keberadaan masyarakat didalam yang sedang menyiapkan hidangan untuk kedatangan Bapak wakil Bupati. Hingga kami memutuskan untuk shalat berjama’ah dirumahnya pak Geuchik.
    Sekitar jam 2 siang, setelah melalui waktu penantian yang begitu panjang dan melelahkan pak Wabup akhirnya datang bersama rombongan yang diiringi oleh ketua badko HMI Aceh, Bang Sendi Majafara. Acara penyambutanpun berlangsung dengan mengalungkan bunga yang dilakukan oleh penari dari SMP 1 alafan. Selanjutnya sedikit acara silaturrahmi diruangan yang kemudian berlanjut dengan makan siang bersama dengan amsyarakat di Mushalla dengan penuh keni’matan karena memang belum makan saat jam sudah semakin meninggalkan siang. Hidangan yang begitu luar biasa, benakku tertawa. Saya dan Mustawa yang biasanya begitu bersemangat saat makan harus menyerah dalam kondisi yang seperti ini. Eeebbbb….. Sungguh jamuan yang sangat istimewa dengan menu special yang belum pernah dinikmati saat dikampung..he he
    Akhirnya acara pembukaan yang sudah ditunggui terlaksana juga, dengan penuh semangat dan respect yang luar biasa dari semua hadirin. Dengan sambutan-sambutan yang membuat semangat menjadi semakin menggelora saat raga kelelahan. Bang Sendy dan wakil bupati mampu membuat semua yang hadirin hanyut dalam keseriusan dan rasa takjub berharap SWC ini dapat berjalan dengan maximal dan penuh dengan keikhlasan. Pembukaan berlangsung dengan semangat hingga acara selesai.
    Sambutan-sambutan yang begitu lama, membuat jiwa ini tak tenang karena kutahu waktu ashar sudah terlewati. Sejenak kuputuskan untuk meninggalkan ruangan dan menyegerakan shalat ashar. Lalu kembali ketempat acara sejenak hingga acara pembukaan selesai. Setelah itu, saya dan teman-teman menyepakati untuk maen bola..Uuuh.
Sangat melelahkan. Kami kalah 2.0 dari pemuda-pemuda Langi.
Saat magrib tiba, bergegas merapikan diri dan hanya mampu untuk shalat di rumah. Menikmati kelelahan dalam keharuan suasana shalat. Berlanjut dengan makan malam bersama dengan kenikmatan dan kesederhanaan yang kemudian preparing untuk rapat bersama teman-teman terkait masalah TPA sebagaimana yang sudah diagendakan sebelumnya. Sebelum rapat memulai rapat, tiba-tiba terhenti dengan sedikit acara ulang tahun anak dari Pak Sekdes yang dalam kondisi itu rapat ditunda sementara waktu. OMG!!!!!!! Ada acara tiup lilin segala… setelah itu, barulah rapat berlangsung den mengagendakan tenteng teknis bagaimana perlombaan dilaksanakan serta pengaktifan TPA yang ada di desa langi ini. Sampai malam larut dan saya mendapatkan tugas untuk membuat surat ke setiap desa agar mengikutsertakan peserta dalam lomba Hafalan Surat Pendek dan Kaligrafi. Saat mata dan wajah begitu kelelahan, kami putuskan untuk menyelesaikan rapat dan beristirahat dengan lelap dalam tidur yang sempurna.
***
Selasa, 15 Maret 2011
    Terbangun dalam kondisi fresh dan siap beraktivitas. Hari ini, agenda besar kami adalah Diskusi Panel yang menghadirkan tokoh-tokoh Simeulue yang kemungkinan besar akan memimpin Kabupaten ini periode mendatang. Sebuah harapan besar dari masyarakat tentu saja kepada mereka untuk melakukan hal-hal yang berarti serta meningkatkan taraf hidup mereka dalam kehidupan. Bagi masyarakat Alafan, kedatangan tokoh-tokoh ini menjadi sesuatu yang dirindukan. Dikarenakan wilayah ini sangat membutuhkan perhatian serius dari pemerintah dan semua pihak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama yang berkaitan dengan sarana dan prasarana.
    Hal itu menjadi salah satu tujuan SWC ini, disamping membuat kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dalam hal peningkatan kapasitas, juga ingin memperlihatkan tentang kondisi real dikecamatan ini yang secara pembangunan hanya dipandang sebelah mata.
Diskusi panel inipun harus tertunda sekian jam yang dikarenakan pemateri-pemateri yang sudah berencana untuk hadir sebelumnya ternyata belum menampakkan batang hidungnya. Sebuah kondisi yang sangat mengecewakan untuk mereka, sekian lama menunggu kedatangan namun juga tidak hadir. Akhirnya, sekitar jam 11 lewat baru diskusi ini dapat dimulai. Yang hadir hanya 2 orang pemateri saja. Huffft…mengecewakan..!!!!
Dalam diskusi, kedua pemateri yang memberikan materi secara terpisah menjelaskan berbagai hal terkait apa yang semestinya dilakukan sebagai Bupati dan saat mereka menjadi Bupati. Terlebih saat Wabup memberikan ceramahnya yang seperti kampanye politik, sungguh sangat mengkhawatirkan. Dikarenakan belum apa-apa sudah memberikan janji untuk melakukan suatu hal besar untuk menyenangi rakyat.
Namun dalam konteks diskusi panel dengan rujukan “membangun Simeulue dari kampung dan desa” ini, “mereka” yang sudah begitu faham dengan politik memberikan sedikit olah kata sehingga semuanya terkesan indah dan sungguh-sungguh. Namun sesungguhnya hal-hal yang demikian itu patut untuk diragukan kebenarannya.
Acara berlanjut hingga siang. Namun saat jam sudah menunjukkan jam 2, saya dan beberapa orang teman memutuskan untuk pulang karena harus mengajarkan adek-adek mengaji di Mesjid. Saya datang tepat waktu agar menjadi poin “plus” yang perlu diperhatikan dan dipertahankan dengan serius. Satu persatu santri mulai berdatangan, saat wajah ini mulai tersenyum melihat semangat yang sangat menggelora dari adek-adek untuk belajar agama. Waktu kian berjalan, terasa perutku berdentang dan mengalun pelan karena lapar. Dikarenakan saat itu saya dan bang Mustawa yang mengontrol adek-adek sebelum teman-teman yang lain datang. Mereka sudah lunch, kini saatnya bagi kami untuk pulang dan “balas dendam”.
Alhamdulillah……
Sorenya menuju kelaut untuk berenang bersama adek-adek yang kusebut “anak petualang seribu pulau“. Awalnya hanya dengan ajakan canda, namun ternyata ditanggapi serius oleh adek-adek..Waaw..It’s great. Hanya ada satu perahu, jadinya saya tidak dapat tempat karena teman-teman yang lain juga ikut pergi. Hingga kuputuskan untuk mengajak adek-adek mencari perahu lain. DAPAT…
Kekaguman terpancar dari wajah “sangarku” karena ini adalah yang pertama sekali bagiku dalam bertualang dalam lautan dengan perahu. Melihat keindahan karang bawah laut yang begitu mempesona membuatku ingin menyelam dan mandi dikedalaman. Keseruan itu terhenti karena sore dah hari yang beranjak magrib.
    Kini melaksanakan rutinitas sebagai bentuk rasa syukur kepadaNya. Selanjutnya rehat dan berlanjut dengan shalat dimesjid yang tak berlampu. Saya memenuhi “undangan” itu dan melanjutkan dengan penuh khitmat. Saat pulang, ternyata teman-teman sudah berangkat duluan untuk breaving. Saya memutuskan untuk tidak menyusul dan hanya menulis beberapa catatan harianku…
Lalu…MATI
***
Rabu, 16 Maret 2011
Raga tersentak dan terbangun setelah terbuai dalam arung kehidupan mimpi. Sejenak bersujud kepada yang Maha Agung, lalu menjalani aktivitas pagi diawal hari. 09.00 WIB, adalah waktu yang sudah disepakati untuk gotong royong dan kami berangkat untuk memenuhinya. Namun yang kami temui justru teman-teman yang belum ready untuk bergerak dan bekerja.
    Namun dalam kondisi itu, memutuskan untuk langsung berangkat ke SMP yang menajdi tujuan awal tempat gotongroyong. Meski yang datang masih beberapa anggota dari relawan, namun tidak mengurangi semangat untuk memulainya. Semuanya mencoba mengambil peran dan melakukan apa saja yang dapat dilakukan, mulai dari mencangkul dan mangangkut tanah, membuat pekaranagn, membersihkan aula dan menanam bunga. Dengan semangat kebersamaan dan tawa membuat kerja ini terlalui dengan tidak begitu melelahkan.
    Sejenak seru-seruan bermain volly, tiba-tiba ada yang memberi tahu bahwa masyarakat ada yang sudah menunggu tuk gotongroyong di Mesjid yang padahal teragendakan siang. Hingga dalam kepenatan kami putuskan untuk beranjak ke mesjid yang berjarak lebih dari 1 Km. Berjalan kaki dalam kepenatan dan terik mentari yang begitu menyengat tak membuat kami surut dalam semangat. Sejenak beristirahat didalam mesjid sambil disuguhi minuman yang melegakan tenggorokan.
    Ba’da zuhur baru memulai gotongroyong. Kami lebih fokus pada bagian sumur. Tanpa dikomando, saya dan bang Azhar langsung terjun dalam sumur untuk menguras airnya. Meski lumpur mulai mennggerayangi raga ini, bukan sebagai penghalang. Bahkan membuat kami menjadi lebih semangat. Hingga semua airnya terkuras habis yang kemudian kami membuat sumur baru dengan menggunakan besi tipis yang biasa digunakan dijembatan kecil. Dengat kebersamaan kami membuatnya dengan penuh semangat.
Ketika sedang bekerja dengan semangat, seorang teman mengingatkan saya untuk makan siang. Sayapun memutuskan untuk pulang dan makan. Lalu beristirahat dirumah. Sore harinya, saya dan Mustawa melanjutkan petualangan dengan perahu dilaut dan dengan susah payah serta usaha yang keras kami bisa mencapai sebuah pulau yang dikelilingi oleh karang lautan yang begitu indah dan membuatku terpesona. Sungguh-sungguh sangat Indah. Kami tambatkan perahu dan berjalan-jalan melihat kondisi pulau yang kami tahu tidak berpenghuni. Setelah itu kami putuskan untuk pulang dengan perasaan senang dan puas karena kami adalah anggota SWC pertama yang menginjakkan kaki dipulau itu. Dalam perjalanan pulang tak henti-hentinya saya melihat kondisi lautan yang begitu elok di mato.
Malam kian beranjak. Makan bersama adalah kegiatan yang sangat menyenangkan. Dengan lauk yang begitu unik serta senda gurau yang membuat senyum merona setiap orang yang makan. Setelah itu kami harus breaving dan mulai berangkat berangkat kerumah Pak Geuchik yang merupakan tempat kami biasa membuat rapat. Dalam perjalanan kesana, saya mampir dirumah pak guntur dimana Syukron tinggal. Namun dalam kepenatan raga, tiba-tiba saya tertidur sehingga breavingpun terlewati. Maafkan saya teman-teman karena sungguh ini tak terencanalan. Malam itupun saya tidur dirumah pak Guntur bersama dengan teman-teman yang ada disitu…
Lelap…..
    Ditengah malam, saya tersentak terbangun dan sadar bahwa saya belum melaksanakan shalat Isya. Lalu kuputuskan untuk bangun dan shalat dalam keremangan malam. Begitu tenangnya jiwa ini. ALLAHUAKBAR. Kemudian hidup ini “berakhir” kembali hingga pagi…..
***
Kamis, 17 Maret 2011
Tersentak raga ini sejenak dari buayan kelelapan mimpi. Awal pagi yang asing bagiku. Namun kusadari bahwa saat itu aku berada di rumah pak Guntur yang benakku mulai menjalar liar teringat apa yang terjadi saat malam harinya. Bergegas raga ini bersyjud sebagai rasa syukur diawal pagi. Kemudian berinteraksi dengan Pak Guntur dengan menanyakan banyak hal sambil meneguk segelas kopi yang disaji. Lalu pamit untuk pulang, namun terhenti ketika melihat ada yang baru pulang dari laut dan meneteng ikan-ikan segar. Saya dan Syukron Bintang sepakat untuk membeli beberapa sebagai menu pagi itu yang kemudian kami bakar. Selanjutnya menikamati sarapan dengan menu ikan bakar yang begitu nikmat….Eueum..
Pulang dengan sedikit riang dipagi itu, lalu bergegas mempersiapkan diri karena hari ini ada pelatihan administrasi garda gampong yang diikuti oleh aparat desa serta pelatihan kepemudaan. Untuk bisa sampai ketempat acara harus menempuh perjalanan ngoen tapak dibawah terik mentari yang begitu menyengat. Tertatih sendirian agar bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan. Namun sampai diaula belum ada tanda-tanda bahwa acara akan segera dimulai. Pakhoen sabee lage nyoe???? Batinku berontak.
Akhienya kutahu yang menjadi penyebab masalah adalah pemateri yang terlambat datang dari Sinabang dikarenakan mobil kehabisan bahan bakar, begitu yang kudengar saat acara dimulai sekitar jam 11. Kemudian pemateripun menjelaskan berbagai hal terkait administrasi desa dan permasalahan-permasalahan yang sering muncul dalam keaparatan dan pemecahannya. Namun dalam pengamatan saya, materi dan system yang diatur dalam pelatihan ini kurang efektif untuk meningkatkan kapasitas. Perlu pe,ikiran lebih lanjut untuk menemukan format yang benar-benar dapat memberikan pemahaman secara tepat serta tupoksi masing-masing aparat yang harus dilaksanakan agar apa yang menajdi tujuan dapat dicapai. Saat waktu sudah menunjukkan pukul 13.05, maka pelatihan sementara dihentikan untuk shalat dan makan.
Sya memutuskan untuk kerumah warga, shalat terlebih dahulu yang kemudian mencari makan siang yang kutahu ada ditempat acara. Dalam suasana itu, Bapak Bupatipun datang berkunjung. Sehingga dalam kesempatan itu masyarakat bisa berinteraksi langsung dan menyampaikan apapun yang ingin disampaikan kepada pemimpin mereka. Saya dan beberapa orang teman harus meninggalkan aula dikarenakan musti mengajar adik-adik diTPA yang sebagaimana jadwal yang telah kami tentukan.
Kamipun pamit dan bergegas menuju mesjid. Hari ini kami tidak harus berjalanan kaki seperti biasa, ada motor yang bisa kami gunakan. Proses pembelajaran di TPA berjalan dengan baik dikarenakan adik-adik ikut serta dengan semangat yang luar biasa. Mulai dari mengaji, do’a maupun pengetahuan-pengetahuan dasar kami ajarkan kepada adik-adik.
Hingga waktu ashar tiba dan kamipun melaksanakan shalat berjama’ah. Setelah itu saya beranjak pulang lebih awal dibandingkan dengan yang lain dikarenakan kutahu tidak ada pembagian kelompok lagi.
Berjalan dipantai dalam kesendirian adalah kebiasaan yang sangat kusuka. Menatap keindahan alam yang begiatu mempesona sungguh membuat raga ini begitu syukur dan takjub. Menyusuri karang yang unik, terkadang memandang ikan-ikan kecil yang berenang dengan girang. Sungguh pemandangan yang begitu romantis.
Menjalani rutinitas malam bersama teman-teman, senda-gurau, makan bersama adalah saat-saat yang begitu asyik dikala malam tiba sebagai ganti refreshing bagi raga yang kelelahan saat siangnya. Kerumah pak Geichik untuk rapat dan membahas teknis pelaksanaan kegiatan esok, kampanye pendidikan dan perlombaan TPA. Saya datang agak terlambat dikarenakan bersama Mustawa, Ilham dan Umar mengikuti yasinan ba’da isya. Waktu sampai kuketahui bahwa saya diberi tugas untuk kampanye pendidikan ke SMPN 2 Alafan yang bertempat di desa Lhok Pawoh. Dan kuketahui untuk kesana besok dengan menggunakan Robin. Begitu senangnya hati ini. Setelah rapat selesai, kami mendapatkan baju yang sudah dicetak tentang kegiatan SWC ini. Senyumku melebar menerimanya, syukran katsiran. Saat jam sudah menunjukkan pukul 23.25 WIB, kami beranjak pulang dan beristirahat agar terkumpul energi untuk kegiatan besok.
***
Jum’at, 18 Maret 2011
    Mengawali hari dengan mengingat dan menyebut asma Allah diawal pagi sebagai bentuk syukur masih diberikan kesempatan dan anugrah hidup dalam kehidupan. Sungguh adalah keterlaluan disaat raga dan segala aspek dalam hidup sebagai anugrah namun sebagai hamba tidak mensyukurinya.
    Agenda hari ini adalah kampanye pendidikan dan perlombaan dibidang TPA. Namun saya hanya ditugaskan untuk kampanye pendidikan didesa Lhok Pawoh tepatnya SMPN 2 Alafan. Untuk bisa kesana kami berlalu dengan menggunakan perahu Robin. Jam 8 yang diagendakan berangkat, terulur setengah jam hingga teman-teman yang tinggal disekitar rumah pak Geuchik datang kami bergegas untuk berangkat. Berulangkali keterpanaan saya saat menyeberangi lautan yang begitu indah dengan pemandangan serta biota laut berupa karang yang nampak kebiruan dan sungguh membuat diri ini terpukau.
    Kami baru tiba pukul 9.30 WIB dan disambut dengan sangat baik oleh dewan guru yang ternyata memang sudah menunggu kedatangan kami. Setelah beristirahat sejenak dan bercerita tentang banyak hal, kami masuk kedalam kelas untuk memberikan penjelasan maksud kedatangan kami dan memotivasi mereka untuk terus semangat dalam belajar kepada adik-adik SMP. Saya dan Ridwan masuk ke kelas VIII langsung berkenalan dengan adik-adik yang selanjutnya saya bercerita dan menjelaskan banyak hal kepada mereka. Mulai dari motivasi, tentang KMO serta tanpa lupa memperkenalkan HMI kepada mereka sebagai langkah awal pengetahuan dan berharap kelak jika mereka kuliyah dapat berorganisasi. Akhirnya, kami sejenak merenungi tentang pentingnya pendidikan, pengorbanan orangtua yang berharap anaknya menjadi lebih hebat dan memesankan kepada mereka tentang arti Tuhan bagi kita agar senantiasa bersyukur.
    Saat jam menunjukkan pukul 11.50 WIB, kami menyudahi pertemuan sejenak itu dan keluar menuju kantor dewan guru untuk beristirahat. Kami serombongan bersiap untuk shalat jum’at. Dan saya dapati kondisi disana yang sangat sulit mendapatkan Air Bersih. Selanjutnya shalat jum’at dengan penuh khitmat disebuah Mesjid yang sederhana. Ba’da shalat, pihak sekolah kembali menjamu kami dengan makan siang bersama. Eueum…….. Begitu nikmat dalam kelelahan. Kemudian kami pamit untuk kembali ke Langi dan sampai jam 4.10 disebuah “pelabuhan” yang mendaratkan kami kembali.
    Sejenak melaksanakan shalat ashar dan bergegas ke mesjid untuk mengajari adik-adik mengaji. Sungguh mereka begitu butuh perhatian. Saat Iqra’ kami bagi 2 hari yang lalu, mereka sangat senang sampai hari itu mereka juga masih bangga dengan Iqra’ baru mereka. Sayapun mengajari mereka dengan penuh keikhlasan berniat agar mereka bisa mengaji dan nantinya bisa mensyukuri nikmat dan karunia dariNya. Setelah itu saya kemabali melakukan petualangan dilaut, mandi, berenang dan jalan-jalan dengan perahu yang saya “rampok” dipantai. Sebuah kesempatan dan petualangan yang begitu serrrrrruu.
    Malamnya, saat sedang terduduk didalam rumah, azhar memanggil saya dan memberitahukan bahwa dirumah bang Mustawa bakar ikan. Sayapun bergegas menuju kesana, membantunya bakar ikan yang diperoleh dari “nembak” bersama adik-adik dan melanjutkan dengan makan bersama. Nikmat.!!!!
    Ketika pulang ke rumah, saya mendapati teman-teman berencana untuk mencari hewan yang sejenis siput dan bisa dimakan. Sayapun ikut dan kami mensyukuri pantai yang ada karang untuk mencarinya. Lelah. Saat ingin pulang kak Rahma mengajak untuk breaving, namun saya dan Mukhlis berontak dan pulang.
    Kesempatan ini saya pergunakan untuk menulis, namun saat sedang menikmati tulisan dan memikirkan kegiatan-kegiatan yang telah saya lakukan beberapa hari yang lalu dalam SWC, teman-teman pun pulang dan membuat gaduh seluruh rumah padahal malam sudah jam 12. Larut. Dalam kegaduhan itu, kami memutuskan untuk masak mie dan dalam tahap menunggu kami nonton bareng sebuah film berjudul “127 hours” dilaptop. Sebelum film itu selesai, saya tertidur duluan…..
***
Sabtu, 19 Maret 2011
    Terbangun dalam keremangan pagi. Bersujud kepadaNya sebagai kewajiban dan merasakan getiran spiritual mengalir dalam raga.
Hari ini akan ada sunat massal dan bapak wakil bupati akan datang membuka acara. Benar saja, saat kami sampai di Mushalla justru beliau yang datang lebih dulu. Kami diceramahi, namun saya kira pantas saja itu terjadi.
    Dalam sedikit kepanikan karena anak-anak yang akan disunat masih disekolah, dijemput. Semakin membaik ketika semakin banyak yang datang. Acara pembukaanpun berlangsung, diawali oleh Bapak Camat alafan, kemudian Wabup. Satu hal yang membuat saya senang, saat seorang tetua yang juga sebagai Imam Mesjid Agung Simeulue diberikan kesempatan untuk memberikan sambutan, tapi justru mengingatkan hadirin tentang “mati”. Tersentak raga ini sejenak, meski terbata dalam bahasa namun memiliki makna yang begitu mendalam dalam mengingatkan. Sunar Rasulpun berlangsung dan diawali dengan penyunatan salah seorang peserta yang langsung dipotong oleh Bapak Wabup.
Mantrap……
Setelahnya, proses penyunatan berlangsung dipuskesmas. Saat waktu telah siang, kami pulang. Bersujud dan beristirahat serta sedikit bercengkrama bersama. Setelah makan dengan santapan yang begitu special karena makan nasi + siput yang kami cari semalam. Cara makan yang unik, mencongkel dengan pentul. Kemudian tiduran, akhirnya terlelap dalam kepenatan siang itu. Ba’da ashar dibangunkan karena harus ke Mesjid untuk mengajar adik-adik mengaji. Memberikan apa yang bisa kuberikan dalam kesempatan terakhir kebersamaan dengan adik-adik. Selanjutnya membantu teman-teman membuat persiapan penutupan dialam terbuka disamping rumah Pak Sekdes. Kemudian mengakhiri sore dengan menyusuri pantai…. Magrib.
    Malam hari, beberapa orang teman sibuk membuat persiapan tambahan untuk Closing of Ceremony. Namun saya berdiam di rumah. Waktu dinner adalah waktu yang menyenangkan karena malam ini kami menyantap ikan panggang yang begitu nikmat. Yang membuat kami semua ngos-ngosan adalah karena sambal kecapnya yang sangat HOT. Huuuffftt. Ada yang berkeringat, mengeluh dan mencari sedikit gula untuk mengobati rasa pedas yang mendera. Bersemangat.
    Waktu penutupan tiba, didatangi oleh sebagian masyarakat dengan sambutan-sambutan serta penyerahan piagam penghargaan juga hadiah bagi juara yang telah mengikuti lomba. Dan Ceremonialnya ditutup dengan pembacaan do’a dan saya ditugaskan untuk itu. Penuh haru, memohon ampunan dan berharap amal usaha kami diperhitungkan sebagai ibadah..Aamien..
Selanjutnya ada acara hiburan berupa nyanyi-nyanyian yang membuat raga dan bathin ini berontak. Saya tidak sepakat dengan acara itu. Padahal secara agama, hal-hal yang seperti itu jelas-jelas tidak memberikan manfaat yang baik. Hanya syaitan yang menyenanginya karena sungguh kepada Allahlah kita semua bermunajat dan memohon ampunan. Itu jauh lebih baik. Hujan. Namun tetap dilanjutkan, hingga lewat tengah malam. Is is is…
***
Minggu, 20 Maret 2011
    Saat yang lain masih dalam buaian mimpi, raga tersentak bangun dari kelelapan. Masih gelap, benakku berbisik untuk kembali tidur namun tak kuhiraukan. Memaksakan raga untuk bangkit lalu sejenak bersujud sebagai rasa syukur masih diberikan kesempatan untuk hidup hari ini dan bisa melakukan aktivitas untuk amal ibadah sebagai bekal hari nanti. Setelah itu, mencoba untuk kuat menahan rasa kantuk yang teramat sangat, namun gagal sehingga memaksakan untuk tidur kembali dan kembali terlelap beberapa saat.
    Jam 09.00 WIB adalah waktu yang disepakati untuk breving pagi itu dirumah pak Sekdes. Namun saat waktu semakin lewat, teman-teman masih sebagian datang. Beberapa saat kemudian rapatpun dimulai dengan membahas persiapan-persiapan dan hal lain terkait kepulangan kami. Ada yang bertanya, menanggapi, tertawa, sedih dan ada juga yang minta maaf terhadap apa yang terjadi belakangan di SWC. Seperti biasa, diriku hanya terdiam dalam keriuhan itu dan terkadang hanya sebuah senyuman yang lahir. Akhirnya, kami akan berkumpul kembali jam 1 siang untuk mulai pamitan kepada warga Langi. Suasana yang begitu haru, tak lupa foto bersama dengan warga yang rumahnya kami tinggali selam sepekan berada disini. Sebelum naik mobil, sejenak acara pelepasan dirumah pak geuchik Langi, begitu suasana haru yang kembali teulang dan teramat sangat.
    Kini mobilpun menderu dan berjalan perlahan menyusuri dan meninggalkan kampung Langi, beberapa orang naik dibagian atas mobil. Lambaian tangan perpisahan dengan masyarakat terbentuk dalam suasana perpisahan. Hal ini memang harus terjadi.
Kembali dihadapkan dengan perjalanan yang melelahkan ditambah dengan kondisi jalan bebatuan yang membuar mual dan “mumang”. Detik terus berjalan, menit terus berlalu dan jampun terus berubah, namun belum nyampe-nyampe juga. Hufftf..
    Pemandangan laut yang begitu menggairahkan membuat rasa ini sedikit lebih baik. Saat waktu ashar tiba, tidak ada tanda-tanda mobil akan berhenti sehingga kucoba sampaikan bahwa jam sudah menunjukkan pukul 5 sore dan kami belum shalat ashar. Namun seperti tidak digubris. Ditengah jalan, mobil harus mengisi bahan bakar disebuah toko pinggir jalan dan kesempatan itu saya gunakan untuk segera melaksanakan shalat ashar. Begitu lega. Melanjutkan kembali perjalanan menuju Sinabang City. Ketika mobil membelokkan kesebuah rumah besar yang kutahu kemudian adalah pendopo wakil bupati, perlahan kami turun semua dan sejenak mengistirahatkan raga. Shalat magrib berjama’ah, jamuan makan malam membuat “2 centi kiri dan kanan” wajah ini merona. “Senyum” atas anugrah hari ini.
    Jam 20.30 WIB, kami pamitan dan mengucapkan terimakasih yang teramat sangat dalam kepada beliau kemudian kembali melanjutkan perjalanan ke pelabuhan untuk menuju kampung halaman. Kesibukan yang begitu luar biasa disekitar pelabuhan. Saat semuanya sudah berkumpul kamipun mulai naik ke atas kapal, kecuali bang Nirwan yang tidak bisa kembali kami. Karena bang Nirwan harus menyelesaikan hal-hal yang masih belum tuntas terkait SWC ini. Terimakasih Kanda, kami pamit pulang.
Diatas kapal, kembali penuh keseruan dengan bernyanyi bersama, bercerita saat kapal mulai meninggalkan Sinabang dan semakin menajuh.
Selamat Tinggal Simeulue, saya akan kembali lagi suatu hari nanti, InsyaAllah.
    Cuaca tidak bersahabat malam ini, saat hujan mulai turun dan gelombang yang lumayan besar menerjang kapal ditengah lautan luas sehingga kami tidak bisa menikmati malam diatas kapa dengan sempurna. Saat malam semakin larut kuputuskan untuk tidur setelah bernyanyi bersama, namun dalam tidurku sesaat terbangun karena kakiku basah kena air hujan yang merembah, eberapa kali terulang. Hingga musti pindah tempat agar bisa terlelap dengan pasti.
Hingga pagi….
***
Senin, 21 Maret 2011
    Saat terjaga bergegas menuju tempat shalat yang kutahu berada dilantai 2 sebelah kiri bagian belakang kapal dan bermunajat kepadaNya. Setelah itu berjalan-jalan diatas kapal memandangi lautan luas karena hari sudah semakin terang. Perlahan Labuhan Haji mulai nampak, kamipun semakin dekat dengan pelabuhan…
Akhirnya, setelah melalui perjalanan laut yang melelahkan selama 8 jam lebih sampai juga.    Kini tiba saat-saat yang mengharukan karena kami semua, relawan SWC yang berasal dari daerah yang berbeda harus berpisah setelah sekian lama membina keakraban dan bekerjasama dalam kegiatan. Beberapa orang langsung berpisah dipelabuhan karena pulang ke Tapaktuan, sedangkan yang lain naik bus untuk pulang ke arah yang berlawanan. Saya dan bang Mustawa turun diBlangpidie sementara yang lain langsung melanjutkan perjalanan.
    ”Sampai jumpa teman-teman, Karmawan, Basir, Icut, Mukhlis, Rahma, Ajir, Sudirman, Reja, Abdul, Azhar, Agis, Pendi, Ridwan, Syukran, Fikar, Ani, Ayu, Aqli, Mustawa, Ilham, Umar, Tata, Maronda, Fahmi, Aidil dan Kanda Nirwan. Terimakasih atas kebersamaan selama ini. Sungguh begitu indah pengorbanan dan petualangan kita selama SWC di Alafan. Semoga apa yang kita lakukan dinilai Tuhan sebagai Ibadah semata,,Aamien ya Rabbal ‘Alamin.”
    Pesanku untuk semuanya: “Mari perbaiki diri dengan menjaga shalat kita, sungguh dengannya kita bisa selamat dan bahagia dunia-akhirat, InsyaAllah”.
Assalamu’alaikum…
Hari-hari SWC Di Semeulue Kecatan Alafan Gampong Langi
By: Zil Aqli
Kamis 10 maret saya mendapatkan informasi dari seorang pengurus Cabang langsa yang bernama basir mengajak saya untuk ikut SWC yang di adakan oleh BADKO hmi Aceh, dengan respon saya berfikir dan penasaran dengan kegiatann SWC itu apasih sebenarnya swc itu?. lalu pada saat setelah magrib saya memcoba menghubungi kembali basir ununtuk memastikan jadi tidaknya berangkat. karena dana yang memang sekali tidak ada di tangan namun basirpun dengan respon menelepon saya dan kami mengambil sebuah keputusan untuk nekat pigi dengan dana pribadi yang memang pas-pasan yang kami miliki, tampa berpikir panjang kami langsung menghubungi mobil L300 untuk berangkat ke banda Aceh lalu kami pun tiba di banda Aceh juga pukul  7.00 wib  kami pun langsung ke keseketariat BADKO HMI Aceh.
***
Sesaat kami tiba ternyata di seketariat begitu sepi tdk Nampak orang satupun dan kamipun mencoba menghubungi bang Rudi pengurus BADKO  tidak di angkat-angkat kamijuga merasa kesal dengan kejadian tersebut lalu kamipun pergi kesebuah warung yang berada dekat dengan seketariat BADKO pas di samping koramil tersebut, lalu kami sarapan pagi disitu berdua dengan basir tengah kami sarapan lalu tiba-tiba keluar dua orang dari seketariat BADKO yang kami perkirakan itu adalah kader HMI tapi kami tidak tau asal Cabang mana  setelah meliat  kedua orang tersebut kamilangsung bergegas membayar lalu kami menjupai kedua kader tersebut  dan langsung berkenalan dengan kedua kader tersebut yang ternyata asal dari Cabang Lhoksemawe, yang bernama Zulfikar dan Reza, kamipun langsung berbincang bincang dan tidak lama itupun mereka pamit untuk sarapan juga sedangkan kami menunggu mereka di seketariat setelah kami menunggu mereka ternyata  tidak lama keluarlah bang rudi yang ternyata ketiduran di seketariat di lantai atas.
***
Perbincangan demiperbincangan pun kami lakukan dengan bang rudi sampai tibanya reja dan zul fikar anak lhoksemawe itu ternyata bangrudipun mengajak kami kekantor nya yang bernama Berlian yaitu tempat belajar tambahan atau enak di bilang tempat les, disitulah kami berepat tinggaluntuk sementara bahkan kami mandipun dikantor bangrudi sambilan istirahat menunggu waktu untuk brifing dengan seluruh anggota, namun diselah – selah waktu itu pada pukul 14.30 saya di telepon oleh kawan saya yang bernama Hamzah yaitu kawan saya waktu ikut pelatihan JUrnalistik di unsyiyah diapun mengajak saya untuk berkeliling kota banda Aceh sambil mencari berita atau sambil kami mau menjumpai kepala Satkorlak untuk mewawan carai tentang banjir di tangse, setelah kami melakukan itu kawan sayapun langsung mengantar saya ketempat kantor bang rudi karena saya mau berangkat ke BADKO  untuk berkumpul dengan kawan-kawan lain mengikuti brifing yang dijanjikan panitia pada pukul 16.30. pada saat brifing itulah kami berkumpul dari berbagai Cabang untuk menjdi relawan SWC di semelu di kecamatan relafan kampong langi,  dan di brifing itu pula kami di beri arahan oleh ketua panitia dan ketua BADKO tentang program – program kerja yang memang sudah disusun oleh panitia BADKO sendiri dan kami hanya akan menjalankan program yang memang sudah disusun secara sistematis tersebut.
***
Setelah brifing itunselesai kami pun melakukan taa’ruf sesama kader dan menukar no Hp disitu pula saya sudah merasakan kelebihan di acara ini dapat menambah kawan dari berbagai Cabang dan bahkan yang tidak saya sangka saya dapat berjumpa kembali dengan kawan LK II saya di melaboh ,yang berasal dari Cabang jantoh yaitu akil kami pun berbincang-bincang panjang lebar, nah setelah  ta’ruf kami lakukan Ujan punturun namun tanpa turun rasa semangat  dlam keadaan ujan itu pula kami berangkat dari banda ke labuhan aji tepat pukul 18.00 dengan mobil Damri yang jumlah kamimpada sat itu dari banda 18 orang termasuk supir dan kami berangkat dan singgah di salah satu super market  untuk belanja keperluan masing – masing setelah belanja kami berangkat lagi lalu waktu magrib tiba  kamipun singgah di sebuah mesjid untuk melakukan salat magrib berjamaah, setelah kami melakukan salat kami berangkat lagi menuju kelabuhan haji namun diperjalanan yang begitu penuh tantangan jalan yang begitu berliku-liku menerjang di kaki /lereng gunung yang menjulang tinggi yang membuat saya tegang dan merasa takut sedikit banyaknya tapi setelah alur demi alur saya lewati ketakutan itu ilang  malah menimbulkan rasa senangat dan seru dengan perjalanan yang kami lakukan.
***
Tepat pada pukul 20.30 wib kami tibalah dip eng hujung gunung Gerutee kami istirahat dan melakukan makan malam di tengah tengah kami makan malam tiba-tiba sopir kami mendapatkan informasi melalui telefon yang bahwasanya di perjalanan sudah terjadi kebanjiran mencapai dua meter lalui sopirpun menyatakan apakah kita mundur atau melanjutkan perjalanan kepada ketua panitia SWC tapi dengan tenang ketua panitia tidak memutuskan keputusannya secara gegabah beliaupun mencoba mencari infor masi lebih lanjut, setelah bang nirwan (ketua panitia ) mendapatkan informasi lebih lanjut ternyata kami tetap melanjutkan perjalanan, sesampai di lamno di rakit pertama itu kamipun mengantri rakit tersebut untuk kami dapat menyebrang kesebelah.
***
Sesudah kami menyebrang perjalanan pun kami lanjutkan  dan kami jga melalui berbagai rintangan di perjalanan ternyata di pertengahan perjalanan terjadi genangan air yag supirnya ternyata tidak berani untuk melewati   tapi karena semangat dan tekat kami perjalanan pun tetap kami lanjutkan dan supirpun tetap harus melajukan mobilnya yang insyaallah beberapa ntitik genangan airpun dapat kami lewatkan.
***
Dipertengahan perjalanan disaat kami tiba di meulaboh ternyata ada dua orang relawan yang bertambah yangternyata dia merupakan sahabat dekatku yaitu sahabat seperjuangan di jenjang trening LK2 di meulaboh  pada tahun 2009 di dqalam mobil kamipun menjabat tangan kerinduan yang sudah lama tidak berjumpa dan berbincang bincang panjang lebar hingga kami tiba di labuhan aji.
***
Disaat kami tiba dilabuhan aji sekitar pukul 14 wib kamipun singgah disebuah rumah makan sekaligus tempat kami istirahat untuk menunggu keberangkatan kapal peri menuju sinabang / pulau simeulu disaat kami ostirahat ternyata relawan pun semakin bertambah datang dari Cabang tapaktuan blang pidi dan ada juga yang memang sudah menunggu kami di labuhan aji disitupulalah kami berkenalan lebih lanjut sesame relawan.
***
Pada saat sore hari kamipun ber foto-foto dikapal peri dan di jembatan labuhan aji, setelah berfoto kamipun siap siap karena sudah mau menjelangh malam dan sebagian kawan kawan pun makan di rumah makan tersebut sambil menunggu instruksi dari ketua panitia, setelah itu tiketpun dibagikan oleh salah satu anggota relawan yang ditugaskan oleh ketua panitia, setelah tiket habis dibagikan kamipun melanjutkan perjalanan menuju kapal peri untuk berangkat ke pulau simeulue.
***
Pada saat kami dikapal kamipun mencari tempat duduk masing-masing tapih akhirnyua kami tetap berkumpul diatas tingkat terakhir diatas kami dudu2k sambil bermain gitar yang dimainkan oleh aqis salah satu relawan kamipun ikut bernyanyi bersama – sama sambil menikmati udara malam dikapal peri penumpang lain yang ada di atas semua melihat tingkah laku kami yang begitu kompak yang dapat menghibur oranglain, waktu demi waktu kamilalui pada malam itu dan kamipun sebagian tertidur dikapal begitu ter bangun suidah sampai di pulau semelu yang begitu cerah dan indah.
***
Dipagi hari yang cerah itupun kami disambut begitu mulia oleh orang pemerintahan semelu yang disediakan dua mobil jumbo buat kami yang lkami dsi bawa kependopo tempat kediaman bupati semelu tinggal disitu pula kami makan sarapan pagi yangdisediakan oleh bupati dan kami juga makan bersama dengan bupati, dan setelah makan baru dimulai dengan acara seremonial  sedikit kata-kata sambutan dan arahan yang diberikan oleh bupati setelah itu barulah kami melanjutkan perjalanan ketujuan yangtelah ditentukan oleh ketua panitia dimana tempat kami akan tinggal dan melakukan kegiatan yang telah di programkan.
***
Perjalanan pun kami lakukan dengan du mobil jumbo yang telah di sediakan namun diperjalanan  banyak relawan yang mengeluh karena tidak tahan jauhnya perjalanan yang telah ditempuh yang namun perjalanan tetap kami lanjutkan demi tercapainya tujuan, bukit demi bukitpun kami lalui  yang di kelilingi oleh hutan dan lautan yang begitu indah dan udara yang segar yang belum dicemari ole  polusi udara setelah itu kami lalui lalu tibalah kami di kecamatan alafan desa langi dimana tempat kediaman kami yang pertama di rumah pak kades desa langi dimana kami juga disambut sangat ramah oleh pak kades yang di damping oleh pak sekdes, setelah itu datang lah pak camat yang ternyata bagian dari kami ya itu alumni HMI, dimana dia berbincang – bincang dengan ketua BADKO dan staf dari kabupaten yang mengantar kami sampai tujuan nah disitu pulalah dilakukan serah terima kedatangan kami kepada camat alafan dan kades langi.
***
Setelah penyerahan serah terima dilakukan oleh kedubelah pihak kami pun disajikan makan siang oleh pak kades dirumahnya kamipun makan bersama- sama dengan lahap karena sudah kelaparan, setelah makan kamipun istirahat sambil brifing tentang program yangtelah kami susun dan disitu juga kami memilih atau di PJ kan sebagai ketua atau coordinator setiap program agar ada penanggung jawab pada saat itu saya  zul aqli terpilih segagai Pj ketua lomba karya tulis ilmiyah , kakrahmah pj ketua TPA, sudirman  sebagai PJ Orasi Pendidikan, pendi sebagai Pj pelatihan  Kepemudaan, Abdul Sebagai Pj pelatihan Adminis Trasi pemerintahan Desa, dan Maronda sidik sebagai Pj diskusi panel para balon kandidat Bupati Semelu,  yang lain juga ikut bekerja sama dalam menyuseskan program – program tersebut.
***
Setelah brifing kami lakukan bang nirwan dan bang sendi meninggalkan kami mereka berangkat kekabupaten lagi untuk memastikan siapa yang akan datang untuk membuka acara SWC besok setelah keberangkatan mereka ternyata kamipun dibagikan ketiap tiap rumah warga setiap rumah warga kami berjumlah 3 orang dan ada juga yang dua orang ternyata saya hanya berdua dengan reza di rumah pak Ali hasyim dimana rumah beliau tidak ada anak gadis yang memasak hanya istrinya yang sudah tua sehingga kami tidak tega melihat kesibukan istrinya sudah tua sehingga repot dengan kedatangan kami maka di hari esoknya kami melaporkan kepada pak kades bagai mana keadaan kami lalu pak kadespun menyuruh saya dan reza untuk tinggal dirumahnya sehingga kami berjumlah lima orang di rumah pak kades.
***
Di hari pembukaan ternyata yang datang adalah wakil bupati semelu yang membuka acara dan dihadiri oleh warga yang kedatangannya  wakil bupati sudah jam 1 lewat sehingga ada warga dan staf kecamatan yang bosan menunggu tapi setelah lama menunggu kedatangan wakil bupati disambut dengan meriah dengan dikalungkan bunga oleh anak tarian dari SMPN 1 alafan.
***
Setelah pengalungan dan persembahan tarian dilakukan oleh anak smp 1 alafan selesai maka seluruh peserta yang mengikuti acara pembukaan menuju ke musalla untuk makan siang bersama yang sudah disajikan oleh warga setempat, setelah makan bersama maka acara pembukaan pun kami lanjutkan  sampai dengan sore har sampaii selesai.
***
Dihari esoknya dilanjutkan dengan program diskusi panel yang di coordinator oleh maronda siddik pada pagi hari yang dihadiri oleh satu balon bupati semelu tapih pada siang harinya baru lah sampai satu orang balon lagi sampai peng ujung acara cuman dua balon sajalah yang hadir.
Bersambung……………………………………………….
Relawan SWC IX HmI Aceh
By: Mustawa Samha

Dalam jiwa terpatri pengabdian untukmu
Hijau darahku jangan pernah engkau ragukan
Hentakan nafasku
Aliran darahku
Percikan asaku..
hanya untukmu himpunan tercinta…….
Dengan menyebut namaMU ya Rabbi semoga tulisanku ini dapat memberi manfaat bagi semua,Amiiin. Ini adalah kisah perjalananku ketika meleburkan diri di Student Work Camp(SWC), Kisah ini bermula saat pagi tanggal 12 maret 2011. Subuh yang dingin ditambah dengan rintik hujan, cukup alasan untuk membuatku terus melaju dialam mimpi, gedoran pintu pertama tidak kuhiraukan, aku semakin larut dalam dunia mimpi hingga azan subuh memecah keheningan dipagi itu.
Gedoran kedua datang tapi kali ini langsung pimpinan yang ambil alih,oa, aku kebetulan anak dayah, kalau malam aku ngaji dan tidur terus didayah ( pamer sedikit hehehe). Setelah bangun langsung shalat tapi subuh kali ini aku shalat sendiri karena telat bangun jadi jamaah shubuh ini terlewatkan (semoga Allah mengampuni dosaku). .setelah selesai menunaikan tugas “abdu” sama Allah langsung saya naik keaatas bale untuk mengaji. Pelajaran kali ini mengenai jual beli, pelajarannnyapun berlangsung dengan sangat demokratis, santri santri diajarkan berlogika , berdiskusi hingga proses pembelajarannya sangat hidup.selesai mengaji saya salaman sama abu yang juga pimpinan pesantren terbesar di kec kuala bate. Perlu teman teman ketahui kalau pesantren darul halim ini mendapatkan peringkat B dalam ururtan dayah yang ada di Aceh ini. Beliau memberi ijin disertai dengan beberapa petuah yang disematkan pada saya yang harus selalau saya ingat, saya pulang kerumah pukul 08.30 WIB, sampai dirumah ibu sudah berangkat kesawah ( cita citaku yang akan kurealisasikan pertama adalah membuat orangtuaku bahagia dan tak akan kubiarkan belahan jantung dan curahan jiwaku bekerja disawah lagi, insya Allah tuhan memperkenankan)
    Selesai mandi aku berencana ke blang pidie dulu tapi ditengah perjalanan mampir dirumah sibob topic kami mengenai jadwal keberangkatan, diskusi berhenti ketika hp memanggil manggil dikantongku, ternyata bang sendi yang telpon,”Assalamualaikum, dimana wa…”katanya”Waalaikum salam, masih dirumah sibob”jawabku, kemudian dilannjutkan dengan obrolan obrolan ringan, setelah itu kami berencana berkumpul dirumah heri. Kesepakatan tercapai, sms pun dilayangkan, sekaligus kami telpon Azhar, pendi agar bersiap siap, niat keblangpidie yang semula kutancapkan dalam hati akirnya kandas karena aku berfikir sekalian saja keblangpidie nanti. Pukul 11.30 kami sampai dirumah herianto disertai dengan bingkisan yang kami ambil sama neneknya heri di alu pisang, isinya adalah baju dan celana yang isinya akan dibawa untuk mengikuti SWC, baju itu kami ambil dijemuran , pastinya belum digosok, proyek pertama sesampainya kami disana adalah menggosok pakaiannya, ini kami lakukan karena dia lagi diluar ada kegiatan ditambah lagi dengan niat ingin mempercepat persiapan keberangkatan.
    Jam menunjukkan pukul 12.30 tapi pendi dan azhar yang juga bergabung syukran belum juga menampakkan diri.Aduh……inilah kita, sering kali janji dianggap sepele.setelah shalat zuhur baru mereka nampak, tapi kali ini siheri yang katanya berangkat akirnya berubah 360 derajat dengan sebab tidak punya SK alias tidak diijinkan oleh ayek maka dia tidak jadi berangkat. Sebenarnya saya punya segudang alasan untuk tidak berangkat juga, saya harus melunasi kredit tiap bulan, pekerjaan dikebun, amanah dipesantren dan bejibun aktifitas yang lain, tapi itu semua tidak mampu menghentikan langkahku mengabdi di himpunan ini. Asal sehat dan dapat restu dari orang tuaku, maka dengan penuh semangat akan kuayunkan langkah ini.
    Dari Blangpidie kepelabuhan kami naik labi labi, didalam labi labi saya ditelpon oleh arif, ditanya mengenai aksi hari senin 14 maret 2011, saya langsung jawab dengan tegas kalau saya tidak bisa ikut karena saya harus ke simeulu untuk mrngikuti swc, Selang sepuluh menit hp kembali berdering, yang telpon langsung bang udin, bang udin adalah senior yang terus menggembleng kami untuk menjadi anak pergerakan, beliau ikon pergerakan aceh barat daya, cukup banyak hal yang telah beliau transfer ke kami, kekompakan, semangat, nilai, pengorbanan, beliau banyak membantu baik moril maupun materil. Safaruddin S.Sos sandaran pertama ketika kami mau membuat aksi. Hp kuangkat, beliau kecewa berat, seharusnya saya yang sudah dianggap adek sendiri dan dipercayakan menjadi salah satu orator hari senin tidak akan hadir. Disurat tertulis kalau korlapnya bang udin orator salah satunya adalah aku. Setelah ditelpon saya sms yang isinya permintaan maaf saya tapi balasannya sungguh menyayat hati kecilku”lanjut mantong, singoh adak jeut bek na hubungi bang dalam kegiatan pu mantong, kecewa bang kapeulikot meeno, adak awai na komunikasi bisa bang mengerti” itu isi smsnya. Dengan jantung berdebar dan perasan tidak menentu akirnya kubulatkan tekad kalau aku tetap ikut SWC..
    Sampai di labuhan haji kami turun di mess tempat penginapan sekaligus warung. Orang itu makan siang, kami hanya menelan ludah karena kami harus irit, kami pikir nasi itu bayar sendiri ternyata saat break jam enam baru kami tau kalau nasi ditanggung oleh panitia, ternyata suara keroncongan perut dari tadi lebih diakibatkan karena kami malas bertanya, memang benar kata orang”malas bertanya sesat dijalan” kali ini malas bertanya cacing ngeband diperut. Makan siang kami jamak saat makan mendekati magrib itu. Kami (saya, bob dan syukran) berbekal 3 buah aqua ditambah dengan 4 bungkus snackuntuk modal perjalan, ini adalah pengalaman naik feri pertama, kalau dulu pernah juga tapi feri berlabuh didermaga tapi kali ini kayaknya akan merasakan feri berjalan.
    Sesampai diatas feri kami langsung naik kelantai tiga untuk duduk disana. Pilihan jatuh kelantai tiga karena kami bisa bebas melihat indahnya riak air laut, bintang yang berkerdipan dan sejuknya suasana ditengah laut. Kami duduk satu kelompok dengan anak anak hmi lainnya. Mereka main gitar dengan lagu yang kurang jelas gitu, mereka asyik dengan lagu yang mereka nyanyikan, dari penglihatanku mereka hanya berusaha membunuh waktu dengan usaha usaha yang kurang bermanfaat dan terkesan tidak terukur, coba kalau mereka berdiskusi memecahkan beberapa masalah , dengan potensi yang mereka punya pasti beberapa hal pasti terpecahkan, mau ditegur tidak enak, takut dibilang sok pula, akirnya aku lakukan pembiaran atas aktifitas mereka.Perjalanan cukup menyenangkan, selain pengalaman pertama juga dapat bertukar informasi sesama kader se badko aceh. Perjalanan yang dimulai pada pukul 20.00 akirnya berakir pada pukul 07.00 wib.
***
13 Maret kami berlabuh didermaga sinabang, dermaga kecil yang padat, kalau dilihat dari aktifitas warga sudah selayaknya kalau area dermaga itu diperluas. Sampai disana kami sudah ditunggu oleh team dari pemda yang dijemput dengan dua bus, perjalanan berikutnya menuju pendopo bapak bupati kabupaten simeulu, kami disambut dengan ramah, sebelum seremonial penyambutan kami dipersilahkan untuk sarapan pagi yang hanya disuguhkan nasi bungkus yang hanya berisi seperempat telur sedikit kacang panjang plus sedikit daging. Yang membuat saya terharu bapak bupatipun makan dengan makanan yang sama seperti yang kami makan. Hati berbisik:inilah pemimpin dambaan yang diidamkan, mereka harus mampu merasakan bagaimana kondisi masyarakatnya.
    Kata kata sambutan beliau tidak lebih dari ajang curhat kepala daerah, beliau mengatakan kalau dikepemimpinannya cukup banyak fitnah yang dilemparkan oleh lawan lawanpolitiknya sampai sampai beliau menunjukkan selebaran yang dibuat oleh lawannya pak Darmili. Beliau minta maaf karena tidak bisa mengantar kami langsung karena ada agenda penting di sinabang. Bapak asisten dua dipercayakan untuk mengantarkan kami sampai ketujuan. Perjalanan darat dimulai. Ada perasan was was juga karena bapk bupati tadi sempat bilang kalu disana(ditempat tujuan) tiada sinyal, perjalanan cukup memanjakan mata, kiri kanan dipenuhi oleh perbukitan, hutan yang masih asri, jalan sebagian (kira kira 28 km) masih juga asri, artinya Cuma bermodal pengerasan, padahal jalan paling penting untuk membuka masyarakat dari keterisoliran masyarakat dikecamatan alafan ini.
     Dalam perjalana saya sangaat pening, pusing dan rasanya mau muntah. Inilah kelemahanku, kalau naik mobil paling gak tahannnnn….boleh naik mobil tapi dengan bak terbuka, tapi kalau dengan kondisi seperti ini saya takut isi perut akan keluar semuanya. Diperjalanan saya tukar posissi dengan abdul anak cabang loksemawe, hingga saaya sekarang duduk dekat jendela. Ditaambah dengan pemberian pil antimo yang diberikan kawan yang tidak saya ingat lagi siapa dia.
***
Kami sampai dirumah pak keucik langi pukul setengah satu, disana sudah berkumpul perangkat desa plus perangkat kecamatan, mereka sudah berkumpul menunggu kedatangan kami, beberapa ibu ibu sudah bergerilya didapur,pak camat kecamatan alafan menyampaikan pidato penyambutan yang hangat. Pada saat breafing yang diadakan oleh ketua panitia(nirwanuddin abdul latif)saya sedang sholat dengan sibob dimusalla, pas kami kembali kerumah pak keucik rapat sedang dalam agenda pembagian tugas disertai dengan pemilihan coordinator, salah satu bidang yang dibicarakan adalah mengenai pendidikan, mereka berbicara dengan penuh semangat apalagi ketika bersentuhan dengan persoalan agama, fasihnya bukan main, tapi yang anehnya jam sudah menunjukkan pukul 14.10 WIB tapi mereka tetap asyik dalam permainan kata, gemuruh didada tidak dapat dibendung, ada amarah yang membara hingga kumanifestasikan dalam penyampaian pendapat kepada forum.
    Rapat selesai tapi anehnya ada segelintir para mahasiswa yang katanya mahasiswa islam tetap dalam kondisi semula, tetap tidak mau beranjak untuk sholat, Aneh bin ajaib, ketika berbaur dengan pak kecik beserta keluarga persepsi awal adalah kalau keluarga ini sangat cair, bersahabat, terbuka, tapi ini hanya sangkaan awal, waktu jua yang akan menjawabnya nanti. Saya sempat mencuri dengar dari pembicaraan bang nirwan dengan perangkat desa plus pak camat, mereka lagi membahas tempat tinggal kami, ada dua pilihan, dibuat dua temtpat , laki laki dan perempuan atau ditempatkan dirumah rumah warga, menurutku kedua duanya ada konsekuensi tersendiri. Tapi yang sedikit mengherankan, SWC ini sudah diprogramkan jauh jah hari tapi kok persoalan tempat tinggal saja belum tuntas dibicarakan, lagi lagi saya harus mengatakan , aneh memang…….!!!!!!!!!!
    Hampir magrib kami dibagi kerumah rumah warga, saya kenak dirumah pak rusdin dengan umar dan ilham sebagai team kami. Kami diantar oleh pak sekdes(pak umar), perjalanan mendekati magrib itu sungguh menyenangkan, sebelah kiri dari celah celah rumah penduduk kita dapat melihat laut biru dengan ombak yang tenang, kanannya kita dimanjakan dengan pemandangan gunung yang masih belum terjamah oleh tangan tangan manusia. Suara jangkrik dan binatang lainnya menciptakan irama yang sangat asyik untuk didengar. Jalannya yang hanya baru ditimbun( kayaknya pemerintah kabupaten menutup mata terhadap persoalan jalan dan listrik dikecamatan ini.) disertai dengan bingkisan bingkisan taik kerbau tak mampu menurunkan keterpanaan terhadap tanah siambong ambong ini.
    Sampai dirumah pak rusdin kami disambut dengan sangat ramah, ternyata bapak itu hanya tinggal dengan istrinya, kami dipersiapkan tempat tidur oleh bapak itu, kamar kami berhadapan dengan kamar mereka, sedikit saya gambarkan tentang rumah pak rusdin, didepannya ada kios, bangunan kios tidak bersatu dengan rumah, rumahnya hanya mempunyai dua kamar yang saling berhadapan, ruang tamu yang sangat luas itu tertata dengan rapi, satu paket TV beserta laundspeker yang diletakkkan diatas lemari pendek.dibelakangnya ada ruang makan, dapur dan satu kamar mandi, memasak menggunakan kompor, itulah sekilas gambaran tempat tinggal kami didesa langi itu.
    Setelah disuguhkan kopi oleh ibu itu kami disilahkan untuk mencicipi makanan yang dimasak dengan tergesa gesa ,alamak………sungguh repot ibu itu, sangat merasa bersalah kami jika tidak bisa memberikan sesuatu yang bermakna bagi ummat yang ada disini. Ya Allah semoga cahayamu selalu menyinariku, jangan pernah biarkan diriku lalai dalam berbuat yang terbaik untuk ummat, pukul 22.30 kami mencoba membenamkan semua masalah lewat mimpi, mengakiri sisa capek dengan beristirahat sebentar, semoga ini dapat menyegarkanku esok pagi,,,Aminnn.
***
    Senin 14 Maret pagi pertama yang kurasakan didesa Langi kecamatan Alafan. Seperti biasa rutinitas pagi pertama adalah memuji Rabbiku, bermanja dengannya dalam shalatku, kali ini doaku dipenuhi dengan harapan semoga orang tuaku dikampung selalu dalam lindungannya., setelah ngopi kami disuguhkan sarapan pagi, kami bergegas ke SMP N 1 Alafan untuk mengikuti seremonial pembukaan yang jadwalnya akan dibuka oleh wakil bupati simeulu. Pukul 11 persiapan pembukaan sudah dipersiapkan dengan matang, siswa SMP dan SMA sudah berkumpul di seputaran aula untuk menyambur rombongan bapak wakil bupati, lama kami menunggu, pukul 13.00 nampaklah dua mobil dari arah kota, anakanak berebaris dengan rapi, protokoler mempersiapkan semuanya tapi ternyata yang hadir Cuma anggota dari dinas, itupun Cuma dari sati dinas, ternyata bapak wabup masih dibelakang. Waktu terus berlalu, wajah anak anak sudah memperlihatkan kekecewaannya, tatapan mereka jelas memeperlihatkan rasa kebosanan, lagipula dapat dimengerti dengan kondisi hari yang sangat cerah ditambah dengan perut konser(keroncongan) plus lagi dengan menunggu(memang menunggu sangat membosankan). kami berangkat kemesjid dengan rombongan dinas tadi, pada saat salah seorang dari dinas kabupaten berwudhuk, aku jadi heran, timbul pertanyaan dalam hati kecilku, apakah ini cara berwudhuk yang benar atau sibapak ini belum mengetahiu cara berwudhuk yang benar. Soalnya pada saat berwudhuk tangannya langsung cebokin air yang didalam ember kecil itu.
***
Pukul dua lewat, rombongan baru terlihat, kali ini tanpa ada siswa yang menyambut selain dari penari-penari dari sanggar seni SMP N 1 Alafan, setelah mereka memperagakan tari ranub lampuan ,MC menyampaikan kalau peserta semuanya ke menasah terlebih dahulu untuk makan siang, baru setelahnya seremonial berlangsung. Kami dijamu dimeunasah, cara penyajiannya sangat unik, disana sudah diatur nasi, kawan nasi, piring ,gelas dalam talam yang ditutup dengan alat penutup yang sangat unik, penutup itu tidak tembus pandang sehingga kita tidak dapat melihat apa yang ada didalamnya. Satu talam untuk tiga atau empat orang, Kami kenak ikan panggang,goreng,dimasak. Semuanya ikan karang, wah wah sedap abis bossssss. Setelah sampai diaula acara dimulai, mulai dari mengaji, lagu dan himne kemudian dilanjutkan dengan laporan ketua panitia, kata kata sambutan. Pada saat kata sambutan dari ketua badko yuaitu bang sendi, ada pemandangan yang tidak asing lagi, yaitu beliau meneteskan air mata saat berbicara tentang kebaikan wakil bupati dalam merangkul rakyatnya, bang sendi ini memang jagonya dalam mengelola emosi lawan bicaranya( mudah mudahan ucapan sesuai dengan hati nurani,Aminnn)
Ada keluh kesah saat berbicara mengenai sunat rasul, karena program itu sudah dibatalkan dengan berbagai pertimbangan tapi masyarakat sudah sangat antusias untuk mengikutinya, itu terbukti dengan didaftarakannya anak anak mereka yang sudah berjumlah dua puluh orang lebih. Ketika giliran bapak wabup memberikan arahan, beliau langsung memberikan angin segar dengan menanggung semua biaya yang diakibatkan oleh sunat massal nanti.Amin semoga tuhan memberkatinya. Selesai pembukaan kami langsung pulang, kami menceburkan diri dengan pemuda desa,didesa langi ada dua sarana tempat berkumpulnya pemuda desa, yaitu lapangan folli dan lapangan bola kaki, mereka sudah terstruktur dengan baik, dua hari main folli kemudian dilanjutkan dengan permainan bola kaki pada hari berikutnya, begitulah giliran yang dilakukan oleh pemuda pemuda disini.
    Siang beranjak meninggalkan kami, giliran malam yang menemani, kami rapat dirumah pak sekdes,ini rapat bidang TPA. Oa sebelunya saya urutkan sedikit mengenai program kami:
  • Diskusi panel
  • TPA
  • Pelatihan Aparatur gampong
  • Pelatihan Pemuda
  • Kampanye pendidikan
  • Bersih bersih
  • sunat massal
  • dll.
Peserta rapat adalah mustawa,ilham,umar(tinggal dirumah pak rusdin) rahma, icut, bob, azhar, karmawan. mukhlis tingggal dirumah pak sekdes yang hanya berjarak 70 m dengan rumah pak rusdin, rapat berlangsung dengan nyaman, semua menyampaikan ide tanpa memojokkan dan menjatuhkan, hasil disepakati diantaranya, TPA diaktifkan didua lokasi, mesjid dan musalla, mengenai lomba hafal ayat pendek dan menulis kaligrafipun sudah disepakati beserta syarat syaratnya. Rapat selesai kemudian kami harus tidur cepat karena besok ada diskusi panel yang akan dihadiri oleh tokoh tokoh simeulu yang kemungkinan besar akan memimpin simeulu kedepannnya. Kami kembali tidur yang dilindungi kelambu hijau nyonya rusdin, dengan membaca bismikallahumma ahya wa amutu, kulepaskan semuanya, kutitipkan pada tuhanku, semoga imanku lebih baik dari hari ini.tentunya dengan ikhtiar yang akan kutempuh, sebelum kuterlena sempat hadir sebersit pikiran yang mengingatkanku akan kedua orang tuaku dirumah, mereka tentu selalu merinduiku disini.Ya Allah ampuni dosa dosa mereka dan jadikan mereka penghuni syurga diakir kelak.
    Selasa pagi kami disuguhkan teh dan kopi, tak lama berselang makananpun dihidangkan, setelah mandi kami bergegas ke aula SMP N 1 Alafan untuk menyukseskan diskusi panel, sudah lama kami menunggu tapi Cuma satu orang yang hadir , akirnya acarapun dimulai dengan satu tokoh yang hadir.enam lainnya entah kemana Wallahu aklam bissawab. Dari pemaparan beliau jelas terlihat kalu beliau lihai dalam menggunakan IT dan cukup mampu menguasai materi, diskusi berlangsung dengan seru. Ditengah perjalanan diskusi baru hadir bapak wakil bupati. Ternyata bapak wakil bupati ini secara jelas mengatakan kalau dia mau mencalonkan diri jadi bupati periode mendatang, janjinya macam macam, menggiurksn memang,tapi saya tidak yakin kalau janji bapak itu akan terlaksana semuanya.mungkin inilah manusia, dia tidak menghiraukan kedepannya seperti apa,demi tujuan janji yang beratpun akan diikrarkannya.
    Jam 14.10 saya dan sibob menuju mesjid,untuk mengajarkan anak-anak di TPA. kami berencana tidak makan dulu,karna jika kami pulang makan maka akan terlambat sampai dimesjid, jika kali pertama kita sudah tidak tepat waktu,biasa-bisa kita disepelekan oleh santri-santri yang ada didesa ini.kami sampai dimesjid ternyata disana sudah ada 3 orang ustad yang menunggu tanpa ada santri.dalam hati berbisik kayaknya ini tidak akan jalan, tapi selang beberapa menit berbondong-bondong anak-anak yang datang,sehingga jumlah mereka mencapai 64 orang. senang rasanya melihat antusias adek-adek disini semoga mereka bisa menjadi generasi penerus dan menjadi tulang punggung disemeulu ini.semoga mereka berakhlak mulia nantinya ditengah-tengah kondisi dunia yang memprihatinkan ini.
    Selesai shalat asar kami makan dan langsung menuju lapangan bola kaki.disana mereka sudah main. kami menuju kelaut, antara lapangan dengan laut hanya berjarak 50 meter disana kami mengambil sampan nelayan kami mendayung bersama-sama. Malamnya kami melaksanakan evaluasi disertai dengan program kerja besok, pas saat evaluasi, timbul pertanyaan yang macam macam, kepanitiaan badko yang jadi sasaran. Evaluasi berlangsung dengan sangat kritis konstruktif, inilah anak hmi, kalau giliran beretorika harus diacungkan jempol, tapi aplikasi??? Rabu pagi kami melaksanakan gotong royong di SMP N 1 Alafan, bersih bersih disertai dengan cangkul tanah gunung untuk ditimbun ditaman yang kami buat sederhana didepan kantor, gotong royong, ia gotong rooyong berarti ada yang cari posisi aman, ada yang kerja,dengan semangat yang tinggi kawan kawan terus bekerja walau mentari sangat setia menunjukkan sinarnya yang hangat plus plus.
    Gotong royong yang hanya dilakukan oleh anak anak hmi, karena memang tidak ada program gotong royong bersama dengan siswa siswa, takut terganggu proses belajar mengajar mereka, tapi walau demikian kami tetap dibantu oleh pak kecik yang dari pagi setia menemani ditambah oleh beberapa personil polisi yang bertugas di kecamatan Alafan ini.. Pukul 11 ada beberapa kawan yang main bola voli, ternyata cukup mampu untuk memancing kawan kawan yang lain untuk berkumpul bersama dilapangan yang sederhana milik SMP itu. Permainan pertama dimulai dengan kesebelasan SMP melawan kawan kawan dari hmi, hmi menang kemudian dilanjutkan dengan melawan Anak Anak SMA yang dari tadi menonton pertandingan. Kira kira baru bejalan 3 poin, bel tanda masuk terdengar sehingga mereka harus masuk kelas. Artinya satu kelompok kosong, maka saya dan beberapa kawan lain langsung masuk kelapangan untuk main, kali ini sesama anak hmi, siapa yang kalah harus bayar es, itu kesepakatannya..
***
    Pukul 12.00 datang teman yang mengatakan kalau ada beberapa warga yang sudah berrkumpul di mesjid, mereka menunggu kami untuk melaksanakan gotong royong secara bersama sama. Seharusnya sudah waktunya istirahat tapi mengingat warga sudah menunggu maka kami akan korbankan waktu istirahat ini, kami terus begerak kemesjid, sesampai kami disana kami disuguhkan sirup plus roti, kami berbincang bincang dulu dengan bapak bapak yang ada dii mesjid. Setelah itu sholat, setelah sholat perang dimulai, ada yang membersihkan sumur, bersih bersi, potong rumput sedangkan saya mengambil cetakan sumur beserta dengan beberapa kawan yang lain.
    Sorenya saya berangkat kelapangan volli untuk berbaur sekaligus latihan volli dengan mereka. Permainan yang menyenangkan, setelah main saya kelaut dengan azhar, bob untuk mandi ditempat pemandian yang sudah tertata dengan rapi. Malamnya setelah makan dengan keluarga pak rusdin kami berangkat ke rumah pak kecik untuk melaksanakan evaluasi dan program kerja untuk besok. Ini hal yang penting yang kami harus lakukan, Rapat harus dilakukan setiap malam agar semua terstruktur dengan baik. Evaluasi kali ini pun tidak jauh bedanya dengan malam kemaren, ada kawan kawan yang merepet, menusuk dengan kata kata, memanceng kawan dan sebagainya,suasana sempat memanas senbentar ketika saya lemparkan wacana mengenai ketidak jelassan panitia, sebenarnya saya mau memancing forum dan berhasil walau durasinya Cuma sebentar. Program besok adalah pelatihan aparatur gampong dan pemuda.
    Kamis pagi, masih dengan kondisi ynag sama, setelah minum kopi langsung menuju kesarapan. Pak rusdin dengan setia selalu menemani. Cerita cerita hangat terus keluar dari celah bibir bapak itu, seetelah semuanya siap kami menuju ke aula untuk mengikuti pelatihan itu. Pukul sepuluh para peserta masih hitungan jari, memang persoalan waktu menjadi hal yang paling penting untuk diperhatikan. Acara dibuka oleh bapak camat kira kira pada pukul 11 lewat dengan pemateri dari salah satu camat yang ada disimeulu ini. Waktu shalat zuhur tiba, semuanya diistirahatkan, nasi sudah disiapkan dengan kawan nasi seadanya, saya tidak pulang kerumah tapi makan terus diruangan itu.
    Siang acara dilanjutkan , kali ini pematerinya dari panitia sendiri yaitu abdul. Menerut penglihatanku, dia lebih kepada penggalian informasi dari aparatur. Ditengah diskusi tiba tiba dating rombongan bapak BUpati Alafan, Acara dihentikan, dimulai dengan seremonial sederhana untuk menyambut bapak darmili. Ssat kata kata sambutan, kebanyakan kata ucapan terimakasih yang disematkan kepad badko hmi yang telah memilih allafan sebagai tempat diadakan SWC. Dalam kesemmpatan itu juga bapak memberikan uang sepuluh juta dari pemda ditambah lima juta atas nama alumni. Jadi totalnyaa lima belaaaaaaas juta. Cukup lega karena memang panitia sudah tidak ada kas sama sekali.
    Sore saya dan siibob mendayung lagi dengn target sebuah pulau terdekat, dengan alat perahu yang sederhana kami tterus mendayung, mendayung dan teru mendayung hingga kami dapat menginjakkan kaki dipulau itu, inilah kaki pertama yang berhasil menginjak dipulau ini( untuk kalangan hmi). Ada rasa bangga juga, capek mendayung terbayarkan dengan sampainya kami dipulau ini. Malamnya kami yasinan dirumah pak rusdin, pak rusdin masuk dalam kelompok yasin dan malam ini giliran rumah beliau, kami sempatkan diri untuk yasin bareng dulu walau dengan hati sedikit teringat mengenai rapat yang seharusnya sudah dimulai dirumah pak keucik.
    Pukul setengah sepuluh mustawaa, umar, bob, azhar dan ilham baru menceburkan diri keforum itu. Ternyata kelomok untuk kampanye pendidikan sudah dibagi, saya kenak di SMA N 1 Alafan kelas dua dengan azhar sebagai kawan. Ada beberapa hal yang harus dipehatikan saat masuk kelas, bangkitkan semangat untuk belajar, mengecap pendidikan yang lebih tinggi, dan jangan lupa perkenalkan hmi” itu kata ketua panitia. Pagi jum at saya berangkatbterus ke asma untuk melaksanakan kampanye pendidikan, kami diberi dua jam untuk masuk keruangan oleh bapak kepala sekolah, dari pukul 10 samapai pukul 12,00 wib, eppss ternyata ada makhluk manias didalam kelas, aku tidak menghiraukanyya, aku hayati bait demi bait proses yang terjadi dikelas. Proses kuawali dengan diskusi ringan, kemudian beranjak kepada persoalan persoalan yang menyentuh emosi agar motifasi yang kita berikan membekas bagi mereka.
Selesai shalat jum at saya mengajak adek adek tetangga untuk menembak ikan, gayung bersambut, mereka dengan rasa gembira langsung meng iyakan ajakan kami. Kami berjalan menyusuri pantai karena tempat kami menembak jauh sedikit, sampai ditujuan mereka memakai peralatan langsung turun kelaut, saya dan umar menunggu dipantai sedangkan ilham mandi, akir pencarian kami mendapatkan 45 ekor ikan, satu yang limayan besar, tiga sedang dan satunya lagi kecil, yang paling kecil hasil nya umar,hehehe. Hari terus berlalu keakraban semakin terjalin programpun berjalan tanpa ada hambatan yang berarti.pelatihan aparatur gampong dan pemuda sukses, kampanye pendidikan lancar, bersih bersih berjalan, kampanye pendidikan ok, sunnat massal berjaya. Semuany terprogram dengan baik, walau ada beberapa hal yang harus menjadi catatan buat kita bersama, diantaranya persoalan waktu yang sering memakai jam karet, lebih banyak bicara dari pada mendengarkan, lebih mementingkan kulit daripada subtansi.
Tibalah waktunya malam penutupan yang pastinya malam perpisahan bagi kami, ada beberapa hal yang sangat mengganggu pikiranku diantaranya selesai serimonial penutupan dilanjutkan dengan acara keyboard nyanyian dan goyangan yang terus dipertontonkan oleh sebagian kecil anak-anak mahasiswa islam.YA ALLAH semoga amal-amal kami tidak ternoda oleh kegiatan kami dimalam terakhir ini.malam terakhir yang membuat aku jenuh dan merasa bahwa slogan dakwah yang dikumandangkan oleh anak-anak himpunan serasa bohong semuanya, walau disiram oleh rintik-rintik hujan tapi tidak mampu menyejukkan hati yang membara ini walaupun demikian aku yakin bahwa teman-temanku ini adalah manusia-manusia pilihan,kawan-kawanku ALLAH tau perjuanganmu selama ini, DIA tau kegiatanmu dan DIApun tau betapa penat dan lelah dirimu dan DIA juga tau berkurangnya jatah santaimu selama ini tapi tetap tersenyumlah wahai mujahid-mujahid dakwah karna ternyata bukan hanya senyuman yang ALLAH balas untukmu tapi surganNYA telah menanti bagi orang-orang yang mau bersabar dalam berjuang dijalannya.
    Pagi minggu kami dilepaskan dengan lambaian tangan dan tetesan air mata masyarakat langi, haru tak dapat dibendung seakan-akan kami bertemu sudah sangat lama,mobil terus melaju meninggalkan desa, serasa masih terbayang ketika kami menyelam menembak ikan, bercengkerama dengan anak anak TPA, berbaur dengan masyarakat desa, mandi dilaut, duduk dipantai menunggu senja, tersenyum ketika membayangkan saat evaluasi yang penuh dengan kritikan kritikan yang pedas, tersenyum saat mengucapkan “ana ka khanmo”,hanya asa yang kami sematkan semoga Tuhan mempertemukan kita kembali.
Sekeping hati telah kau curi
Lebur dalam pesona
Tersenyum dalam hangatnya pelukanmu
Tepian pantai Karang nan indah Cinta alami Aku rindu…
Aku rindu
Saat ombak berbisik sepi Ketika lengang menikam diri
Aku rindu Aku rindu Aku rindu kamu……..Alafanku

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *
*